SEKILAS INFO
  • 2 tahun yang lalu / Penerimaan Peserta Didik Baru
  • 3 tahun yang lalu / Selamat Datang di Website Resmi Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan
WAKTU :

Rangkuman Ngaji Tafsir Jalalain Surat Al-A’raf: 59-69

Terbit 21 Januari 2024 | Oleh : Admin | Kategori : Tafsir
Rangkuman Ngaji Tafsir Jalalain Surat Al-A'raf: 59-69

Rangkuman Ngaji Tafsir Jalalain
Ahad, 21 Januari 2024
Oleh : DR. KH. Fadlolan Musyaffa’, Lc., MA
========================
Surat Al-A’raf ayat 59

لَقَدْ اَرْسَلْنَا نُوْحًا اِلٰى قَوْمِهٖ فَقَالَ يَاقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗۗ اِنِّيْٓ اَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيْمٍ

Artinya : “Sungguh, Kami telah mengutus Nuh AS sebagai rasul kepada kaumnya, lalu ia berkata, “Wahai kaumku, sembahlah Allah SWT karena tidak ada tuhan bagi kamu selain Dia.” Sesungguhnya kalau kamu tidak menyembah Allah SWT aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (hari Kiamat).”

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah SWT telah mengutus Nabi Nuh AS kepada kaumnya untuk mengajak mereka mengesakan Allah SWT dan memurnikan ibadah hanya kepada-Nya. Tidak ada tuhan atau sembahan yang layak disembah selain Allah SWT. Jika mereka durhaka dan tetap menyembah berhala-berhala mereka, niscaya mereka akan ditimpa azab yang pedih akibat kekufuran mereka pada hari kiamat.

Surat Al-A’raf ayat 60

قَالَ الْمَلَاُ مِنْ قَوْمِهٖٓ اِنَّا لَنَرَاكَ فِيْ ضَلَالٍ مُّبِيْنٍ

Artinya : “Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata, “Sesungguhnya kami benar-benar melihatmu berada dalam kesesatan yang nyata.”

Ayat ini menjelaskan bahwa kaum Nabi Nuh AS tidak menghiraukan perkataan Nabi Nuh AS, bahkan pemuka-pemuka atau pembesar kaumnya berpendapat sesungguhnya Nabi Nuh AS lah yang berada dalam kesesatan, disebabkan ia melarang mereka menyembah berhala, yang mereka anggap sebagai penolong mereka di hadapan Allah SWT.

Surat Al-A’raf ayat 61

قَالَ يَاقَوْمِ لَيْسَ بِيْ ضَلَالَةٌ وَّلٰكِنِّيْ رَسُوْلٌ مِّنْ رَّبِّ الْعَالَمِيْنَ

Artinya : “Dia (Nuh AS) menjawab, “Hai kaumku, tidak ada padaku kesesatan sedikit pun, tetapi aku adalah rasul dari Tuhan semesta alam.”

Ayat ini menerangkan penolakan Nabi Nuh AS terhadap tuduhan kaumnya dengan menegaskan bahwa ia sekali-kali tidak berada dalam kesesatan, karena ia sebenarnya adalah utusan Allah SWT.

Surat Al-A’raf ayat 62

اُبَلِّغُكُمْ رِسَالَاتِ رَبِّيْ وَاَنْصَحُ لَكُمْ وَاَعْلَمُ مِنَ اللّٰهِ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ

Artinya : “Aku sampaikan kepadamu risalah (amanat) Tuhanku dan aku memberi nasihat kepadamu. Aku mengetahui dari Allah SWT apa yang tidak kamu ketahui.”

Ayat ini menerangkan bahwa Nabi Nuh AS menyampaikan kepada kaumnya perintah-perintah dari Allah SWT agar manusia beriman kepada Allah SWT dan ia juga menyampaikan hukum-hukum yang Allah SWT tentukan. Nabi Nuh AS menegaskan pula bahwa ia benar-benar mengetahui hal-hal yang tidak diketahui oleh kaumnya, yang semuanya itu diketahuinya dari Allah SWT.

Surat Al-A’raf ayat 63

اَوَعَجِبْتُمْ اَنْ جَاۤءَكُمْ ذِكْرٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ عَلٰى رَجُلٍ مِّنْكُمْ لِيُنْذِرَكُمْ وَلِتَتَّقُوْا وَلَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

Artinya : “Apakah kamu tidak percaya dan heran bahwa telah datang kepada kamu peringatan dari Tuhanmu kepada seorang laki-laki dari golonganmu agar dia memberi peringatan kepadamu, agar kamu bertakwa, dan agar kamu mendapat rahmat?”

Ayat ini menjelaskan tentang kecaman Nabi Nuh AS kepada kaumnya, bahwa tidaklah patut mereka itu merasa heran atau ragu-ragu terhadap kedatangan peringatan dari Tuhan yang dibawa oleh seorang laki-laki di antara mereka sendiri. Dia memperingatkan mereka tentang adzab yang akan menimpa mereka, apabila mereka tetap dalam kekafiran. Dengan peringatan itu, mereka akan dapat memelihara diri dari perbuatan syirik dan munkar sehingga mereka memperoleh rahmat Allah SWT.

Surat Al-A’raf ayat 64

فَكَذَّبُوْهُ فَاَنْجَيْنَاهُ وَالَّذِيْنَ مَعَهٗ فِى الْفُلْكِ وَاَغْرَقْنَا الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيَاتِنَاۗ اِنَّهُمْ كَانُوْا قَوْمًا عَمِيْنَ

Artinya : “Karena mereka mendustakannya (Nuh AS), Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam kapal serta Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta mata hatinya.

Ayat ini menjelaskan bahwa kaum Nabi Nuh AS tetap tidak menghiraukan seruan dan nasihat Nabi Nuh AS. Bahkan, kebanyakan dari mereka mendustakannya dan terus menerus menentang ajarannya. Mereka tetap berada dalam kekafiran sehingga Allah SWT menurunkan adzabnya. Lalu Allah SWT menyelamatkan Nabi Nuh AS, dan orang-orang yang beriman bersamanya di dalam kapal yang telah ia buat sebelumnya berdasarkan petunjuk Allah SWT. Adapun balasan bagi kaum yang ingkar, Allah SWT menenggelamkan mereka di dalam air banjir. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta mata hatinya sehingga tidak bisa melihat tanda-tanda kebesaran Allah SWT dan tidak dapat mengambil pelajaran dari peringatan yang telah disampaikan kepada mereka.

Surat Al-A’raf ayat 65

وَاِلٰى عَادٍ اَخَاهُمْ هُوْدًاۗ قَالَ يَاقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗۗ اَفَلَا تَتَّقُوْنَ

Artinya : “Kami telah mengutus kepada kaum ‘Ad saudara mereka, Hud AS. Dia berkata, “Wahai kaumku, sembahlah Allah SWT, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Tidakkah kamu bertakwa?”

Ayat ini menerangkan bahwa Allah SWT mengutus Nabi Hud AS kepada kaum ‘Ad. Nabi Hud AS memerintahkan kaumnya agar bertakwa kepada Allah SWT dan meninggalkan segala sesuatu yang dimurkai-Nya untuk menghindarkan diri dari siksaan-Nya.

Surat Al-A’raf ayat 66

قَالَ الْمَلَاُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ قَوْمِهٖٓ اِنَّا لَنَرَاكَ فِيْ سَفَاهَةٍ وَّاِنَّا لَنَظُنُّكَ مِنَ الْكَاذِبِيْنَ

Artinya : “Para pemuka yang kufur di antara kaumnya berkata, “Sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu dalam keadaan kurang akal dan sesungguhnya kami menduga bahwa kamu termasuk para pembohong.”

Ayat ini menjelaskan bahwa kebanyakan kaum Nabi Hud AS tetap kafir, tidak mau mengikuti ajakan dan dakwahnya. Bahkan, pemuka-pemuka yang kafir dari kaumnya yang berkuasa memandang dan menilai Nabi Hud AS kurang waras. Mereka juga mengira dan yakin bahwa Nabi Hud AS berdusta dalam kerasulannya.

Surat Al-A’raf ayat 67

قَالَ يَاقَوْمِ لَيْسَ بِيْ سَفَاهَةٌ وَّلٰكِنِّيْ رَسُوْلٌ مِّنْ رَّبِّ الْعَالَمِيْنَ

Artinya : “Dia (Hud AS) berkata, “Wahai kaumku, tidak ada padaku kekurangan akal sedikit pun, tetapi aku ini adalah rasul dari Tuhan semesta alam.”

Ayat ini menerangkan bantahan bahwa Nabi Hud AS tidak sekali-kali berada dalam kesesatan sebagai yang mereka tuduhkan karena dia adalah utusan Allah SWT, diutus kepada mereka untuk menyampaikan perintah-perintah-Nya.

Surat Al-A’raf ayat 68

اُبَلِّغُكُمْ رِسَالَاتِ رَبِّيْ وَاَنَا۠ لَكُمْ نَاصِحٌ اَمِيْنٌ

Artinya : “Aku sampaikan kepadamu risalah-risalah Tuhanku dan aku terhadap kamu adalah penasihat yang tepercaya.”

Ayat ini menerangkan penegasan Nabi Hud AS kepada kaumnya, bahwa dia hanya menyampaikan perintah-perintah Tuhannya agar mereka beriman kepada-Nya dan melaksanakan perintah-perintah Allah SWT. Nabi Hud AS menegaskan bahwa dia adalah benar-benar seorang yang ikhlas dan orang yang dapat dipercaya.

Surat Al-A’raf ayat 69

اَوَعَجِبْتُمْ اَنْ جَاۤءَكُمْ ذِكْرٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ عَلٰى رَجُلٍ مِّنْكُمْ لِيُنْذِرَكُمْۗ وَاذْكُرُوْٓا اِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاۤءَ مِنْۢ بَعْدِ قَوْمِ نُوْحٍ وَّزَادَكُمْ فِى الْخَلْقِ بَصْۣطَةًۚ فَاذْكُرُوْٓا اٰلَاۤءَ اللّٰهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

Artinya : “Apakah kamu tidak percaya dan heran bahwa telah datang kepadamu tuntunan dari Tuhanmu atas seorang laki-laki dari golonganmu supaya dia memberi peringatan kepadamu? Ingatlah, ketika Dia (Allah SWT) menjadikan kamu pengganti-pengganti yang berkuasa sesudah kaum Nuh AS, dan melebihkan kamu dalam penciptaan berupa tubuh yang tinggi, besar, dan kuat. Maka, ingatlah nikmat-nikmat Allah SWT supaya kamu mendapat keberuntungan.”

Ayat ini menjelaskan kecaman Nabi Hud AS kepada pemuka-pemuka kaumnya, bahwa tidak patut mereka merasa heran dan ragu-ragu terhadap kedatangan peringatan dan pengajaran dari Tuhan yang dibawa oleh seorang laki-laki di antara mereka. Pengajaran Allah SWT itu datang kepada mereka pada saat mereka berada dalam kesesatan. Hendaknya mereka mempergunakan akal pikiran untuk memperhatikan seruan yang dibawa kepada mereka itu, yaitu seruan yang benar, seruan yang menyelamatkan diri mereka dari adzab Allah SWT. Ia juga mengingatkan mereka akan nikmat dan rahmat Allah SWT, bahwa mereka bukan saja sebagai ahli waris kaum Nuh AS yang diselamatkan Allah SWT karena keimanan mereka kepada-Nya, tetapi juga Allah SWT melebihkan mereka dengan kekuatan fisik serta tubuh yang besar. Oleh sebab itu hendaklah mereka bersyukur kepada Allah SWT dengan bertakwa kepada-Nya.

والله أعلم بالصواب
========================

SebelumnyaBab Thaharah SesudahnyaBab Zakat Fitrah

Berita Lainnya

0 Komentar

Lainnya