SEKILAS INFO
  • 2 tahun yang lalu / Penerimaan Peserta Didik Baru
  • 3 tahun yang lalu / Selamat Datang di Website Resmi Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan
WAKTU :

Rangkuman Ngaji Tafsir Jalalain Surat Al-A’raf: 55-58

Terbit 14 Januari 2024 | Oleh : Admin | Kategori : Tafsir
Rangkuman Ngaji Tafsir Jalalain Surat Al-A'raf: 55-58

Rangkuman Ngaji Tafsir Jalalain
Ahad, 14 Januari 2024
Oleh : DR. KH. Fadlolan Musyaffa’, Lc., MA
========================
Surat Al-A’raf ayat 55

اُدْعُوْا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَّخُفْيَةًۗ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِيْنَۚ

Artinya : “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan merendahkan diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”

Ayat ini menjelaskan tentang perintah untuk berdoa kepada Allah SWT dengan merendahkan diri dan suara yang lembut, yakni tidak terlalu keras. Sesungguhnya Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas dalam berdoa dan segala hal.

Surat Al-A’raf ayat 56

وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَا وَادْعُوْهُ خَوْفًا وَّطَمَعًاۗ اِنَّ رَحْمَتَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ

Artinya : “Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah diatur dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah SWT sangat dekat dengan orang-orang yang berbuat baik.”

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah SWT melarang manusia agar tidak membuat kerusakan di muka bumi dengan melakukan kemusyrikan dan perbuatan-perbuatan maksiat.

Ketika berdoa, selain dengan sepenuh hati, khusyuk dan suara yang lembut, hendaknya disertai pula dengan perasaan takut terhadap siksa-Nya dan penuh harap terhadap rahmat-Nya. Sesungguhnya rahmat Allah SWT amat dekat dengan orang-orang yang berbuat baik.

Surat Al-A’raf ayat 57

وَهُوَ الَّذِيْ يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْرًا ۢ بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهٖۗ حَتّٰٓى اِذَآ اَقَلَّتْ سَحَابًا ثِقَالًا سُقْنَاهُ لِبَلَدٍ مَّيِّتٍ فَاَنْزَلْنَا بِهِ الْمَاۤءَ فَاَخْرَجْنَا بِهٖ مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِۗ كَذٰلِكَ نُخْرِجُ الْمَوْتٰى لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

Artinya : “Dialah yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira yang mendahului kedatangan rahmat-Nya (hujan) sehingga apabila angin itu telah memikul awan yang berat, Kami halau ia ke suatu negeri yang mati (tandus), lalu Kami turunkan hujan di daerah itu. Kemudian Kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang mati agar kamu selalu ingat.”

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah SWT meniupkan dan menggerakkan angin sebagai kabar gembira, yakni tanda yang mendahului kedatangan rahmat-Nya, yaitu turunnya hujan, sehingga apabila angin itu membawa awan mendung, Allah SWT menghalaunya ke suatu daerah yang tandus yang telah rusak tanamannya karena ketiadaan air, lalu Allah SWT menurunkan hujan lebat di daerah yang tandus itu hingga daerah tersebut menjadi subur. Kemudian Allah SWT menumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan dan tanaman yang beragam warna dan rasanya.

Seperti menumbuhkan tanah yang sudah mati menjadi subur itulah Allah SWT membangkitkan orang yang telah mati. Hal ini sebagai pelajaran bagi manusia bahwa hari kebangkitan adalah benar adanya.

Surat Al-A’raf ayat 58

وَالْبَلَدُ الطَّيِّبُ يَخْرُجُ نَبَاتُهٗ بِاِذْنِ رَبِّهٖۚ وَالَّذِيْ خَبُثَ لَا يَخْرُجُ اِلَّا نَكِدًاۗ كَذٰلِكَ نُصَرِّفُ الْاٰيَاتِ لِقَوْمٍ يَّشْكُرُوْنَ

Artinya : “Tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur seizin Tuhannya. Adapun tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami jelaskan berulang kali tanda-tanda kebesaran Kami bagi orang-orang yang bersyukur.”

Pada ayat ini Allah SWT memberikan perumpamaan dengan tanah baik dan subur serta tanah yang buruk dan tidak subur untuk menjelaskan sifat dan tabiat manusia. Tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Tuhannya. Hal ini merupakan perumpamaan bagi orang mukmin yang mau mendengar nasihat kemudian ia mengambil manfaat dari nasihat itu. Sedangkan tanah yang tidak subur, tidaklah mengeluarkan tanamannya kecuali tumbuh merana, sulit dan susah tumbuhnya. Hal ini merupakan perumpamaan bagi orang yang kafir. Demikianlah tanda kebesaran Allah SWT bagi orang-orang yang bersyukur.

والله أعلم بالصواب

SebelumnyaMUQADIMAH (Pembukaan) SesudahnyaRangkuman Ngaos Bulughul Maram Oleh : DR. KH. Fadlolan Musyaffa' Lc.,MA. Ahad, 14 Januari 2024

Berita Lainnya

0 Komentar

Lainnya