Rangkuman Ngaji Mauidhotul Mukminin Selasa, 26 Desember 2023 Oleh : DR. K.H. Fadlolan Musyaffa’, Lc., MA
=================================
بسم الله الرحمن الرحيم.
Wajib untuk tidak berbicara kejelekan-kejelekan teman dengan lisan, begitupun wajib untuk tidak berbicara kesalahan- kesalahannya dengan hati, yaitu tidak su’uzhon (berperasangka buruk). Su’uzhon ialah menggunjing di dalam hati dan hukumnya juga haram.
Upaya untuk menghindari su’uzhon ialah tidak menilai perbuatan teman sebagai bentuk kejelekan, selama masih bisa diarahkan ke bentuk perbuatan yang baik. Sedangkan kesalahan yang betul- betul nampak jelas, maka anggaplah lupa. Su’uzhon akan membawa seseorang untuk melakukan “tajassus” (memata-matai/ mencari-cari kesalahan orang lain melalui berita-berita) dan “tahassus” ( meneliti dengan pandangan mata).
Bahwasanya Nabi Muhammad Saw telah bersabda:
لَا تَحَسَّسُوا وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا تَقَاطَعُوْا وَلَا تَدَابَرُوْا وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللّهِ إِخْوَانًا.
“Janganlah kalian melakukan tajassus, saling memutus hubungan dan saling berpaling satu sama lain. Dan jadilah kalian semua hamba-hamba Allah Swt yang menjalin ikatan persaudaraan”.
Maka menutupi dan berpura-pura tidak tahu ataupun berlagak lupa atas kekurangan dan kesalahan orang lain merupakan tanda orang yang ahli agama. Ketahuilah bahwa iman sesorang belum sempurna selama ia tidak cinta terhadap temanya seperti ia cinta terhadap dirinya sendiri.
Paling rendahnya tingkatan ikatan persahabatan ialah bersikap kepada teman dengan sikap yang ia sukai jika sikap itu dilakukan orang lain pada dirinya. Sumber kecerobohan saat menutupi kekurangan atau berusaha membukanya adalah penyakit yang terpendam dalam hati, yaitu iri, dendam dan dengki.
والله أعلم باالصواب