SEKILAS INFO
  • 2 tahun yang lalu / Penerimaan Peserta Didik Baru
  • 3 tahun yang lalu / Selamat Datang di Website Resmi Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan
WAKTU :

BAB: Kitab Etika Bekerja Dan Mencari Nafkah

Terbit 6 Desember 2022 | Oleh : Admin | Kategori : Tasawuf
BAB: Kitab Etika Bekerja Dan Mencari Nafkah

Rangkuman Ngaji Mauidhotul Mukminin

Oleh : DR. KH. Fadlolan Musyaffa’, Lc., MA

=================================

 

بسم الله الرحمن الرحيم

 

Apabila ingin mendapatkan rezeki, hendaknya keluar dari rumah, bekerja keras, berikhtiar sekuat mungkin untuk mendapatkan rezeki. Tidak akan datang rezeki pada orang yang hanya berdiam dirumah dan hanya memohon kepada Allah SWT agar diturunkan rezeki. Maka dari itu, apabila ingin mendapatkan rezeki, hendaknya keluar dan bekerja keras agar mendapatkan rezeki.

Seperti sabdanya sayyid Umar ra:

وَ قَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللّهُ عَنْهُ لَا يَقْعُدُ اَحَدُكُمْ عَنْ طَلَبِ الرِّزْقَ وَ يَقُوْلُ اللّهُمَّ ارْزُقْنِيْ فَقَدْ عَلِمْتُمْ اَنَّ السَّمَاءَ لَا تَمْطُرُ ذَهَبًا وَ لَا فِضَّةً

” Janganlah salah satu diantara kalian semua hanya duduk tanpa mencari rezeki dan hanya berkata: ” Ya Allah, berilah aku rezeki”. Karena sungguh, langit tidak menurunkan hujan emas dan perak”.

Dijelaskan juga dalam sabdanya Rasulullah SAW:

فَقَالَ رَسُوْلُ اللّهِ صَلى اللّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ تَغْدُوا خِمَاصًا وَتَرُوْحُ بِطَانًا

“Burung pergi pagi-pagi dalam keadaan perut kosong dan kembali di sore hari dalam keadaan kenyang.”

Maksud dari sabdanya Rasulullah SAW adalah, sebagai manusia yang mengharapkan rezeki, hendaknya keluar dari rumah, bekerja untuk mendapatkan rezeki, sebagaimana burung yang berangkat pagi-pagi untuk mencari rezeki.

Para sahabat Rasulullah SAW ada yang berdagang melalui jalur darat atau air, dan ada juga yang bekerja bertani, mereka semua adalah contoh nyata bagi kita semua. Apabila mengharapkan rezeki, maka harus  bekerja keras. Maka keluarlah dari rumah, bekerjalah untuk mendapatkan sesuatu.

Namun bagi orang alim: ahli Alquran, hadis, fiqah dll karena mereka sibuk mengajarkan ilmu yang bermanfaat bagi manusia. Orang alim selalu disibukkan dengan perkara kemaslahatan umat. Tanpa bekerja, kebutuhan mereka telah tercukupi, dengan begitu tidak diwajibkan bagi orang alim untuk bekerja. Bagi mereka, menyebarkan ilmu kepada orang lain lebih penting daripada bekerja untuk mencari uang.

والله أعلم باالصواب

SebelumnyaKH. Fadlolan Musyaffa’ Lc., MA., Hadiri Rapat Koordinasi Nasional Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia. SesudahnyaKedua Kali PPFF Menjadi Tempat Halaqoh Ulama Jawa Tengah

Berita Lainnya

0 Komentar

Lainnya