SEKILAS INFO
  • 2 tahun yang lalu / Penerimaan Peserta Didik Baru
  • 3 tahun yang lalu / Selamat Datang di Website Resmi Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan
WAKTU :

BAB 6: Rusaknya (batalnya) Wudlu

Terbit 7 November 2021 | Oleh : Admin | Kategori : Hadist
BAB 6: Rusaknya (batalnya) Wudlu

Rangkuman Pengaosan Kitab Bulughul Maram Karangan Ibnu Hajar Al-Asqolani oleh DR. K.H. Fadlolan Musyaffa’, Lc., MA.

 

Hadist 61 dari Sahabat Anas bin Malik RA.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ( قَالَ: { كَانَ أَصْحَابُ رَسُولِ اَللَّهِ ( -عَلَى عَهْدِهِ- يَنْتَظِرُونَ اَلْعِشَاءَ حَتَّى تَخْفِقَ رُؤُوسُهُمْ, ثُمَّ يُصَلُّونَ وَلَا يَتَوَضَّئُونَ } أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ, وَصَحَّحَهُ اَلدَّارَقُطْنِيّ وَأَصْلُهُ فِي مُسْلِم ٍ

Beliau berkata, ada sahabat Rasulullah SAW yang mengantuk ketika menunggu jama’ah sholat isya sehingga kepalanya condong kedepan. Ketika jama’ah dimulai, sahabat tersebut langsung mengikuti jama’ah tanpa mengambil air wudlu lagi. Artinya, mengantuk saja tidak membatalkan wudlu. Terlebih, ketika posisinya tetap pada tempat duduknya. Jadi, tidak diwajibkan untuk berwudlu lagi. Hadist ini dikeluarkan oleh Imam Darul Quthni, dan asalnya dari Imam Muslim.

Hadist 62 dari Sayyidah Asisyah RA.

وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: { جَاءَتْ فَاطِمَةُ بِنْتُ أَبِي حُبَيْشٍ إِلَى اَلنَّبِيِّ ( فَقَالَتْ: يَا رَسُولَ اَللَّهِ! إِنِّي اِمْرَأَةٌ أُسْتَحَاضُ فَلَا أَطْهُرُ, أَفَأَدَعُ اَلصَّلَاةَ? قَالَ: “لَا. إِنَّمَا ذَلِكَ عِرْقٌ, وَلَيْسَ بِحَيْضٍ, فَإِذَا أَقْبَلَتْ حَيْضَتُكِ فَدَعِي اَلصَّلَاةَ, وَإِذَا أَدْبَرَتْ فَاغْسِلِي عَنْكِ اَلدَّمَ, ثُمَّ صَلِّي } مُتَّفَقٌ عَلَيْه ِ
وَلِلْبُخَارِيِّ: { ثُمَّ تَوَضَّئِي لِكُلِّ صَلَاةٍ } وَأَشَارَ مُسْلِمٌ إِلَى أَنَّهُ حَذَفَهَا عَمْدًا

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Fatimah binti Abi Hubaisy datang ke hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya berkata, “Wahai Rasulullah, sungguh aku ini perempuan yang selalu keluar darah istihadhah dan tidak pernah suci, bolehkah aku meninggalkan shalat?” Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallammenjawab, “Tidak boleh, itu hanya penyakit (‘irqun) dan bukan darah haidh. Apabila waktu haidhmu datang, tinggalkanlah shalat, dan apabila haidh itu berhenti, bersihkanlah dirimu dari darah itu (maksudnya: mandi), lalu shalatlah.” (Muttafaqun ‘alaih)

Hadist ini membahas tentang orang yang selalu haidh dan istihadloh secara berturut-turut. Istihadloh tidak bisa menjadi sebab seseorang meninggalkan sholat.

Wallahu a’lam bisshowab

SebelumnyaCara Bertaubat Untuk Dosa Kecil Maupun Besar SesudahnyaUdzurnya Shalat, Shalat Yang Diharamkan Dan Syarat Wajibnya Shalat

Berita Lainnya

0 Komentar

Lainnya