SEKILAS INFO
  • 2 tahun yang lalu / Penerimaan Peserta Didik Baru
  • 3 tahun yang lalu / Selamat Datang di Website Resmi Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan
WAKTU :

KEUTAMAAN ANTARA AHLI ILMU DAN AHLI IBADAH

Terbit 19 Maret 2024 | Oleh : Admin | Kategori : Pasanan
KEUTAMAAN ANTARA AHLI ILMU DAN AHLI IBADAH

Rangkuman Ngaji Minhajul Muta’allim
Selasa, 19 Maret 2024
Oleh : DR. K.H. Fadlolan Musyaffa’, Lc., MA
=================================

KEUTAMAAN ANTARA AHLI ILMU DAN AHLI IBADAH

Diceritakan bahwa Rasulullah SAW datang ke sebuah masjid dan beliau melihat ada setan berada di pintu masjid. Nabi pun berkata:

يَا لَعِيْنُ ، مَاذَا تَصْنَعُ هُنَا ؟

Artinya: “Hai makhluk yang terlaknat, apa yang engkau lakukan disini?”

Kemudian setan menjawab: “Aku ingin masuk masjid dan ingin merusak sholat orang itu, namun aku takut pada laki-lakı yang sedang tidur ini”.
Lalu Rosulullah bertanya pada setan tersebut:

يَا لَعِينُ، وَلِمَ لَمْ تَخَفْ مِنَ المُصَلَّى وَهُوَ فِي العِبَادَاتِ وَالْمُنَاجَاةِ مَعَ رَبِّهِ، وَ النَّائِمُ فِي الغَفْلَةِ؟

Artinya: “Wahai makhluk yang dilaknat, mengapa engkau tidak takut pada orang yang sholat sedang ia beribadah dan bermunajat dengan Tuhannya? Sementara orang yang tidur itu sedang dalam keadaan lalai?”.

Mendengar Rasulullah bertanya demikian, setan pun menjawab bahwasanya: “Orang yang sedang sholat tersebut adalah orang bodoh dan untuk merusaknya perkara yang mudah. Sedangkan orang yang tertidur tersebut orang yang berilmu. Ketika aku mengganggu orang yang sedang sholat dan merusak sholatnya, aku takut membangunkan orang alim yang sedang tidur itu dan khawatir dia membenarkan sholatnya orang bodoh itu. dan kemudian membuatku malu.”

Kemudian Rosulullah SAW bersabda:

نَوْمُ العَالِمِ خَيْرٌ مِنْ عِبَادَةِ الجَاهِلِ
Artinya “Tidurnya orang berilmu lebih baik dari ibadahnya orang bodoh”.

MENGHIASI ILMU DENGAN SIFAT SABAR

Tidak ada yang lebih utama dari ilmu yang dihiasi dengan sifat sabar. Yakni, orang ‘alim yang menghiasi dirinya dengan sifat sabar Definisi dari ُالْحِيْلم adalah meninggalkan kesegeraan dalam perbuatan.

MENINGKATNYA DERAJAT SESEORANG SEBAB ILMU

Mus’ah bin Zubair mengatakan kepada anak-anaknya: “Pelajarilah ilmu! Apabila kalian memiliki harta maka ilmu akan menjadi kecantikan bagi kalian. Sedangkan apabila kalian tidak memiliki harta, maka ilmu itu yang akan menjadi harta kalian”.

Sementara Hisyam bin ‘Urwah mengatakan “Pelajarilah ilmu! Jika kalian adalah golongan kecil dari kaum kalian, maka kalian akan menjadi pembesarnya. Dan janganlah kalian menganggap diri kalian kaya ilmu dengan keadaan bagaimanapun”.

Diceritakan bahwa suatu ketika Abdullah bin Mubarok ditanyai “Seandainya Allah SWT mengatakan kepadamu “Engkau akan mati nanti sore, lalu apa yang akan engkau lakukan hari ini?” Kemudian Abdullah bin Mubarok menjawab: “Aku akan bangun dan mencari ilmu, karena Allah SWT telah memberi nabi kita segala sesuatu dan tidak diperintahkan untuk memperbanyak hal tersebut. Allah juga memberikan ilmu, dan Allah memerintahkan untuk selalu menambahnya.”

KEUTAMAAN ILMU ATAS HARTA

Imam Sudiy menerangkan bahwa keutamaan ilmu melebihi dunia dan seisinya. Seisi dunia tersebut akan habis bila dibelanjakan, sedangkan ilmu justru bertambah ketika disebarluaskan. Ilmu akan menjaga pemiliknya dari segala macam bahaya, sedangkan harta justru menjatuhkan pemiliknya dalam bahaya. Ilmu diibaratkan seperti lampu penerang jalan, dimana orang-orang yang lalu lalang akan mengambil manfaat dari sinar yang dipancarkannya, seperti halnya ilmu yang disebarluaskan justru tidak akan berkurang sama sekali.

Banyak kalangan berselisih mengenai ilmu dan harta. Sebagian mengatakan bahwa ilmu lebih utama daripada harta dan sebagian lain justru sebaliknya, harta dianggap lebih utama daripada ilmu hingga akhirnya mereka berselisih dan kemudian mengutus seseorang bernama Abdullah bin Abbas kepada Rosulullah untuk menanyakan perihal ini.
Rosulullah SAW pun menjawab bahwasanya ilmu lebih mulia daripada harta dipandang dari tujuh sisi:

1. Ilmu adalah warisan para nabi, sedangkan harta adalah warisan fir’aun dan orang-orang yang celaka.

2. Ilmu akan menjaga pemiliknya, sedangkan pemilik harta justru akan kerepotan menjaga hartanya.

3. Harta benda diberikan oleh Allah SWT kepada orang-orang yang ia kasihi dan orang yang tidak ia kasihi. Sedangkan ilmu tidak akan diberikan kepada seseorang kecuali Allah mencintai orang tersebut.

4. Ilmu tidak akan berkurang meski disebarkan, malah justru akan bertambah. Sedangkan harta justru akan berkurang jika dibelanjakan.

5. Orang yang memiliki ilmu tidak akan mati dan amalnya tidak akan terputus hingga hari kiamat, amal tersebut akan menyertainya selamanya. Sedangkan pemilik harta akan mati dan terputus amalnya dan hartanya akan tertinggal untuk orang lain

6. Orang yang memiliki ilmu tidak akan disiksa didalam kubur dan tidak akan binasa, berbeda dengan pemilik harta, ia akan merasakan siksa kubur dan akan binasa setelahnya.

7. Orang yang memiliki harta akan ditanyai pada hari kiamat mengenai bagaimana ia mendapatkan uang dan bagaimana ia membelanjakannya, lain halnya dengan seseorang yang berilmu, setiap permasalahan yang ia hadapi adalah tangga untuk menaikkan derajat, setiap huruf yang ia pelajari bernilai kebaikan, setiap bacaan huruf al qur’an bernilai sepuluh kebaikan jika dibaca dalam keadaan tidak suci (berhadast), namun jika ia membaca dalam keadaan suci, maka diperinci jika dibaca diselain sholat maka setiap hurufnya bernilai seratus kebaikan, jika dibaca dalam sholat maka setiap hurufnya bernilai seribu kebaikan.

والله اعلم با الصواب

SebelumnyaKisah pendek penuh makna SesudahnyaAkhlak Nabi Muhammad SAW

Berita Lainnya

0 Komentar

Lainnya