Nasihat Syekh al-Imam al-Ajal Qiwamuddin Hammad bin Ibrahim kepada orang yang mencari ilmu
Rangkuman Ngaji Ta’lim Muta’allim
Rabu, 23 Agustus 2023
Oleh : DR. K.H. Fadlolan Musyaffa’, Lc., MA
=================================
Syekh al-Imam al-Ajal Qiwamuddin Hammad bin Ibrahim bin Isma’il al-Shifari membacakan Syi’ir kepada Qadhi al-Khalil bin Ahmad al- Sajrajiy dengan diimla’ :
أخدم العلمَ خدمةَ المستفيدِ # وأدمْ درسَه بفعلٍ حميدٍ
“Jadilah pelayan ilmu sebagaimana khidmahnya orang yang mencari faedah. Selalu peganglah ilmu dengan cara melakukan perbuatan terpuji (menghafal dan mengulang pelajaran)”
وإذا ما حفظْتَ شيأً أعدْهُ # ثمَّ أكًدْه غاية التأكيدِ
‘Ketika engkau sudah hafal pelajaran, maka ulanglah pelajaran itu. Kemudian kuatkan hafalanmu agar tidak hilang dari hatimu”
ثمّ علّقْهُ كيْ تعودَ إليهِ # وإلى درسِه على التأبيدِ
“Tulislah makna gandulnya supaya engkau dapat mengulangi dan mempelajarinya apabila engkau lupa”
فإذا أمنتَ منه فواتاً # فانتدبْ بعدهُ لشيءٍ جديدٍ
“Apabila hafalanmu telah kuat dan tidak (dihawatirkan) akan lupa. Maka bersegeralah melanjutkan materi setelahnya yaitu pelajaran yang baru”
مع تكرارٍ ما تقدّم منه # واقتناءٍ لشأنِ هذا المزيدِ
“Serta tetap mentakror pelajaran yang telah dihafalkan sehingga tidak mengganggu tambahan pelajaran yang baru”
ذاكرِ الناسَ بالعلومِ لِتحياَ # لاَ تكنْ منْ أُولِى النُّهى ببعيدٍ
“Ingatlah engkau terhadap seseorang yang telah mengajarimu ilmu, sehingga Ia akan selalu hidup. Janganlah engkau menjauhi orang yang cerdas”
إن كتمتَ العلومَ أنسيتَ حتَّى # لا تُرى غير جاهلٍ وبليدٍ
“Manakala engkau menyembunyikan ilmu, disitu engkau akan lupa (terhadap ilmu). Sehinga orang lain tidak akan melihatnya kecuali hanya orang bodoh”
ثمَّ ألجمتَ في القيامة نارًا # وتُلُهِبْتَ بالعذابِ الشديدِ
“Setelah itu, pada hari kiamat engkau akan dibelenggu dengan rantai dari api neraka. Dan badanmu akan merasakan siksa yang pedih”
Seorang santri harus Ngaji, bediskusi, bertukar pendapat, tidak terburu-buru, menganalisa dan menjaga dari keramaian.
Sebab berdiskusi dan bertukar pendapat adalah musyawarah. Dan hanya dengan musyawarah dapat mencari kebenaran (solusi). Sedangkan, mencari kebenaran itu hanya akan berhasil dengan menganalisa, tidak terburu-buru (pelan-pelan) dan mendengarkan. Dan hal itu (mencari kebenaran) tidak akan berhasil ketika dalam keadaan marah dan ramai.
والله اعلم بالصواب