BAB: SHALAT BAGI MUSAFFIR (sedang berpergian) DAN BAGI ORANG YANG SEDANG SAKIT

Rangkuman Pengaosan Kitab Bulughul Maram Karangan Ibnu Hajar Al-Asqolani Oleh DR. KH. Fadlolan Musyaffa’ Lc.,MA.
Ahad, 30 April 2023
Hadits dari Muadz ra:
وَعَنْ مُعَاذٍ رضي الله عنه قَالَ: ( خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم فِي غَزْوَةِ تَبُوكَ، فَكَانَ يُصَلِّي اَلظُّهْرَ وَالْعَصْرَ جَمِيعًا, وَالْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ جَمِيعًا ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Muadz ra berkata: Kami pernah pergi bersama Rasulullah SAW dalam perang Tabuk. Beliau Sholat Dhuhur dan Ashar dengan jamak serta Maghrib dan Isya’ dengan jamak. HR. Muslim.
Hadits diatas menceritakan Rasulullah SAW yang menjamak shalat ketika sedang berperang.
Hadits dari Ibnu Abbas ra:
وَعَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم : ( لَا تَقْصُرُوا اَلصَّلَاةَ فِي أَقَلَّ مِنْ أَرْبَعَةِ بُرُدٍ; مِنْ مَكَّةَ إِلَى عُسْفَانَ ) رَوَاهُ اَلدَّارَقُطْنِيُّ
Dari Ibnu Abbas Ra bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Jangan mengqashar sholat kurang dari empat burd, yakni dari Mekkah ke Usfan.” HR. Daruquthni
Hadits diatas menjelaskan bahwa tidak diperbolehkan melaksanakan shalat qashar apabila kurang dari empat burd (80 km).
Hadits dari Jabir ra:
وَعَنْ جَابِرٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( خَيْرُ أُمَّتِي اَلَّذِينَ إِذَا أَسَاءُوا اِسْتَغْفَرُوا, وَإِذَا سَافَرُوا قَصَرُوا وَأَفْطَرُوا ) أَخْرَجَهُ اَلطَّبَرَانِيُّ
Dari Jabir ra bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baik umatku adalah mereka yang bila berbuat kesalahan memohon ampunan dan bila bepergian mengqashar sholat dan membatalkan puasa.” HR. Thabrani
Hadits dari Imam Ibnu Hushoin ra:
وَعَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: ( كَانَتْ بِي بَوَاسِيرُ, فَسَأَلْتُ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم عَنْ اَلصَّلَاةِ؟ فَقَالَ: “صَلِّ قَائِمًا, فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقَاعِدًا, فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَعَلَى جَنْبٍ” ) رَوَاهُ اَلْبُخَارِيُّ
Imam Ibnu Hushoin ra berkata: ” Aku mempunyai penyakit bawasir, bila aku menanyakan kepada Rasulullah SAW tentang cara sholat. Beliau bersabda: “Sholatlah dengan berdiri, jika tidak mampu maka dengan duduk, dan jika tidak mampu maka dengan berbaring.” HR. Bukhari.
Hadits diatas menjelaskan tentang cara mendirikan shalat ketika mempunyai penyakit wasir menurut Rasulullah SAW, yaitu dengan berdiri, jika tidak mampu maka dengan duduk, dan jika tidak mampu maka dengan berbaring.
Hadits dari Jabir ra:
وَعَنْ جَابِرٍ قَالَ: ( عَادَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم مَرِيضًا, فَرَآهُ يُصَلِّي عَلَى وِسَادَةٍ, فَرَمَى بِهَا, وَقَالَ: “صَلِّ عَلَى اَلْأَرْضِ إِنْ اِسْتَطَعْتَ, وَإِلَّا فَأَوْمِ إِيمَاءً, وَاجْعَلْ سُجُودَكَ أَخْفَضَ مِنْ رُكُوعِكَ” ) رَوَاهُ اَلْبَيْهَقِيُّ. وَصَحَّحَ أَبُو حَاتِمٍ وَقْفَهُ
Jabir ra berkata: Rasulullah SAW pernah menjenguk orang sakit. Beliau melihat orang itu sedang sholat di atas bantal, lalu beliau membuangnya. Beliau bersabda: “Sholatlah di atas tanah apabila kamu mampu, jika tidak maka pakailah isyarat, dan jadikan (isyarat) sujudmu lebih rendah daripada (isyarat) ruku’mu.” HR. Baihaqi.
Hadits diatas menjelaskan tentang keringanan umat muslim apabila sedang sakit maka mendirikan shalat di atas tanah apabila mampu, jika tidak maka pakailah isyarat, dan jadikan (isyarat) sujudmu lebih rendah daripada (isyarat) ruku’mu.
Hadits dari ‘Aisyah ra:
وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: ( رَأَيْتُ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم يُصَلِّي مُتَرَبِّعًا ) رَوَاهُ النَّسَائِيُّ
‘Aisyah ra berkata: ” Aku melihat Nabi Muhammad SAW sholat dengan bersila. HR. Nasa’i.
Hadits diatas menjelaskan, sesungguhnya diperbolehkan mendirikan shalat dengan duduk bersila apabila tidak mampu mendirikan shalat dengan berdiri seperti yang dilakukan Rasulullah SAW.
والله أعلم باالصوا ب