SEKILAS INFO
  • 2 tahun yang lalu / Penerimaan Peserta Didik Baru
  • 3 tahun yang lalu / Selamat Datang di Website Resmi Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan
WAKTU :

Hadist 138-142

Terbit 11 April 2022 | Oleh : Team Mdc | Kategori : Hadist
Hadist 138-142
Rangkuman Pengaosan Kitab Bulughul Maram Karangan Ibnu Hajar Al-Asqolani oleh DR. KH. Fadlolan Musyaffa’, Lc., MA.
Ahad, 11 April 2022
Hadits 138 dari Ibnu Abbas RA
قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( اَلْفَجْرُ فَجْرَانِ:
فَجْرٌ يُحَرِّمُ اَلطَّعَامَ وَتَحِلُّ فِيهِ اَلصَّلَاةُ وَفَجْرٌ تَحْرُمُ فِيهِ اَلصَّلَاةُ – أَيْ:
صَلَاةُ اَلصُّبْحِ – وَيَحِلَّ فِيهِ اَلطَّعَامُ ) رَوَاهُ اِبْنُ خُزَيْمَةَ وَالْحَاكِمُ وَصَحَّحَاهُ
Dalam hadits ini, dijelaslan tentang fajar yang dibagi menjadi 2 jenis. Yang pertama yakni fajar yang diharamkan makan tapi mulai waktu sholat. Fajar yang pertama ini dinamakan fajar shidiq. Sedangkan yang kedua ialah fajar yang diperbolehkan untuk makan dan haram untuk melaksanakan sholat. Fajar ini disebut sebagai fajar kadzib. Sedangkan sholat yang dimaksud diatas adalah sholat subuh. HR. Ibnu Huzaimah dan Hakim dan disahkan oleh keduanya.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Hakim RA di dalam haditsnya Jabir menambahkan keterangan terkait fajar kadzib. Fajar ini ditandai dengan fajar yang naik keatas dan memanjang di ufuq timur.
Hadits 139 dari Ibnu Mas’ud RA
قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( أَفْضَلُ اَلْأَعْمَالِ اَلصَّلَاةُ فِي أَوَّلِ وَقْتِهَا ) رَوَاهُ اَلتِّرْمِذِيُّ وَالْحَاكِمُ. وَصَحَّحَاهُ. وَأَصْلُهُ فِي اَلصَّحِيحَيْنِ
Sebaik-baiknya amal adalah sholat diawal waktu. HR Tirmidzi dan Hakim dan disahkan oleh keduanya.
Hadits 140 dari Abu Mahdzurah
َوَعَنْ أَبِي مَحْذُورَةَ رضي الله عنه أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( أَوَّلُ اَلْوَقْتِ رِضْوَانُ اَللَّهُ وَأَوْسَطُهُ رَحْمَةُ اَللَّهِ; وَآخِرُهُ عَفْوُ اَللَّهِ ) أَخْرَجَهُ اَلدَّارَقُطْنِيُّ بِسَنَدٍ ضَعِيفٍ جِدًّا
Keutamaan waktu sholat dibagi menjadi 3 bagian. Awal waktu sholat mendapatkan ridho Allah SWT, tengah waktu mendapatkan rahmat Allah SWT, dan akhir waktu mendapatkan pengampunan Allah SWT. Tentunya yang lebih utama ialah ridho dari Allah SWT. Jika kita mendapatkan ridho-Nya, maka itu mencakup rahmat dan pengampunan-Nya. Alangkah baiknya, kita sebagai hamba-Nya melaksanakan Sholat di awal waktunya demi meraih Ridho Allah SWT. Hadits ini dikeluarkan oleh Dar Alquthni dengan sanad yang lemah.
Hadits 141 dari Ibnu Umar RA
أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( لَا صَلَاةَ بَعْدَ اَلْفَجْرِ إِلَّا سَجْدَتَيْنِ ) أَخْرَجَهُ اَلْخَمْسَةُ إِلَّا النَّسَائِيُّ. وَفِي رِوَايَةِ عَبْدِ اَلرَّزَّاقِ: ( لَا صَلَاةَ بَعْدَ طُلُوعِ اَلْفَجْرِ إِلَّا رَكْعَتَيْ اَلْفَجْرِ )
Setelah melaksanakan sholat subuh, maka diharamkan bagi kita untuk melakukan sholat yang lain sampai terbitnya matahari setinggi tombak. Akan tetapi, kita diperbolehkan untuk melakukan 2 sujud, yakni sujud syukur dan sujud tilawah.
Hadits 142 dari Ummu Salamah RA
َوَعَنْ أَمْ سَلَمَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: ( صَلَّى رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم اَلْعَصْرَ ثُمَّ دَخَلَ بَيْتِي فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ فَسَأَلْتُهُ فَقَالَ: “شُغِلْتُ عَنْ رَكْعَتَيْنِ بَعْدَ اَلظُّهْرِ فَصَلَّيْتُهُمَا اَلْآنَ” قُلْتُ: أَفَنَقْضِيهِمَا إِذَا فَاتَتْنَا? قَالَ: “لَا” ) أَخْرَجَهُ أَحْمَدُ
Pada suatu hari, Rasulullah SAW telah melakukan sholat ashar. Setelah itu, beliau menjenguk Ummu Salamah di rumahnya dan kemudian melakukan sholat 2 rakaat. Ketika ditanya, beliau menjawab bahwa sholat 2 rakaat tersebut ialah sholat pengganti atau qodho’ ba’diyah dzuhur. Dilaksanakan setelah sholat ashar karena setelah sholat dzuhur sebelumnya, Rasulullah SAW disibukkan akan suatu hal. Maka diganti setelah sholat ashar. Sholat 2 rakaat ini masuk kedalam sholat sababiyah (sholat yang memiliki sebab). Maka dari itu, sholat yang seperti ini diperbolehkan.
Ummu Salamah kemudian bertanya kembali. “Apakah kami (para sahabat) juga diperbolehkan untuk melakukan hal yang demikian (mengqodho’ sholat sunah)? ” Kemudian Rasulullah menjawab, “Tidak! ” HR. Ahmad.
Wallahu a’lam bisshowab
SebelumnyaSilaturrahmi Dr. Suharso Manoarfa, Ketum DPP PPP dengan Majelis Syariah DPP PPP SesudahnyaTahun Delapan Hijrah

Berita Lainnya

0 Komentar

Lainnya