SEKILAS INFO
  • 2 tahun yang lalu / Penerimaan Peserta Didik Baru
  • 3 tahun yang lalu / Selamat Datang di Website Resmi Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan
WAKTU :

Keutamaan Orang Yang Berhijrah Di Jalan Allah

Terbit 17 Oktober 2021 | Oleh : Admin | Kategori : Tafsir
Keutamaan Orang Yang Berhijrah Di Jalan Allah

Kajian Tafsir Jalalain | An-Nisa: 99-101 | DR. KH. Fadlolan Musyaffa’, Lc., MA. | 17 Oktober 2021

Pengajian hari ini sampai pada pembahasan tentang balasan bagi orang yang mau ikut berhijrah di jalan Allah SWT dimana mereka akan mendapatkan pahala dan juga kebahagiaan disisi Allah SWT. Q.S An-Nisa ayat 100 juga menepis ketakutan sebagian orang Islam yang tidak mau berhijrah karena takut mati ketika diperjalanan. Allah SWT menjelaskan bahwa “jika ada diantara kaum Muhajirin yang mati saat di perjalanan (sebelum sampai tujuan) maka sungguh, pahalanya telah ditetapkan disisi Allah SWT”.

Kebahagiaan yang didapat oleh kaum Muhajirin diantaranya adalah dengan dipertemukannya kaum Muhajirin dan kaum Anshar. Kaum Muhajirin dan kaum Anshar kemudian saling bersaudara dan bekerjasama baik dalam hal ibadah ataupun pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Persaudaraan mereka adalah atas dasar aqidah yang bahkan lebih erat dari ikatan darah.

Ayat selanjutnya menjelaskan tentang diperbolehkannya mengqashar shalat bagi orang yang sedang dalam perjalanan. Hal ini merupakan bentuk rukhsoh (keringanan) bagi orang yang dalam perjalana karena sebagaimana diterangkan dalam sabda Rasulullah SAW:

السَّفَرُ قِطْعَةٌ مِنَ الْعَذَابِ

“Safar (bepergian) itu bagian dari azab”.

Maksudnya adalah karena dalam perjalanan, biasanya kebanyakan orang merasa tidak nyaman, apalagi yang bepergian jauh. Oleh karena itu mereka mendapatkan rukhsoh berupa diperbolehkannya menjama’ dan menqashar shalat.

Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda:

كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ

“Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau musafir”. (HR. Bukhori)

Hal ini maksudnya adalah agar manusia tidak terlena dengan kehidupan dunia karena kehidupan dunia hanyalah seperti sebuah perjalanan. Layaknya seorang musafir, manusia seharusnya lebih fokus untuk mempersiapkan bekal untuk kehidupan yang sebenarnya yaitu diakhirat kelak.

Wallahu ‘alam bis shawab.. ✨

SebelumnyaPondok Pesantren Fadhlul Fadhlan Menjadi Tuan Rumah Acara Munas Alim Ulama Partai Persatuan Pembangunan 17-18 Oktober 2021. SesudahnyaPPFF Bersholawat

Berita Lainnya

0 Komentar

Lainnya