Kesungguhan, Ketetapan dan Cita-cita yang Tinggi
Rangkuman Ta’lim Muta’alim
14 Juli 2021
Hal 20
Oleh DR. KH. Fadlolan Musyaffa’, Lc., MA.
Syekh Sadiduddin Asy – Syairazi pernah membaca syair milik Imam Syafi’i yang isinya sebagai berikut:
اْلجَدُّ يُدْنِيْ كُلَّ اَمْرٍ شَاسِعٍ # وَاْلجِدُّ يَفْتَحْ كُلَّ بَابٍ مُغْلَقٍ
Kegigihan dan semangat dapat mendekatkan sesuatu yang jauh dan kegigihan dapat membuka pintu yang tertutup. Dengan usaha, bekerja keras, dan bersungguh – sungguh serta diiringi dengan do’a yang kuat maka dapat meraih cita-cita yang tinggi.
وَاَحَقُّ خَلْقِ اللّٰهِ بِالْهَمِّ امْرُؤٌ # ذُوْ هِمَّةٍ يُبْلٰى بَعِيْشٍ ضَيِّقِ
Allah SWT memberikan cobaan kepada orang yang memiliki cita – cita yang tinggi dengan diberinya kemiskinan (kehidupan nya susah)
وَمِنَ الدَّلِيْلِ عَلَى الْقَضَاءِ وَحُكْمِهِ # بُؤْسُ اللَّبِيْبِ وَطِيْبُ عَيْشِ الاَحْمَقِ
Sebagian dalil yang menunjukkan bahwa Qadha dan hukum Allah SWT adalah orang yang cerdas hidupnya susah berkekurangan, sedangkan orang yang bodoh bebel hidupnya enak berkecukupan
لٰكِنَّ مَنْ رُزِقَ اْلحِجَاحُرِمَ الغِنٰى # ضِدَّانِ يَفْتَرِقَانِ اَيَّ تَفَرُّقِ
Orang yang diberi rizqi kecerdasan, ditutup rizqi kayanya. Dan orang yang kaya biasanya kurang cerdas. Kecerdasan dan Kekayaan adalah dua hal yang saling bertentangan. Anugerah otak cerdas diberi cobaan miskin, orang yang tidak cerdas dicoba dengan kekayaan. Waktunya habis untuk memikirkan kekayaan lupa akan ilmu.
تَمَنَّيْتَ اَنْ تَمْسِى فَقِيْهاً مُنَاظِرًا # بِغَيْرِ عَنَاءٍ وَاْلجُنُوْنُ فُنُوْنُ
Jika seseorang mengharapkan dirinya menjadi orang yang alim ahli ilmu agama tetapi tidak mau bersungguh – sungguh untuk meraihnya, maka mereka tergolong macam dari orang gila.
وَلَيْسَ اكْْتِسَابُ اْلمَالِ دُوْنَ مَشَقَّةٍ # تَحَمَّلُهَا فَالْعِلْمُ كَيْفَ يَكُوْنُ
Tidak akan mendapatkan harta benda tanpa bekerja keras. Apalagi dengan ilmu, bagaimana bisa mendapatkannya, jika tanpa belajar dengan sungguh-sungguh…?
Wallahu A’lam Bishowab