SEKILAS INFO
  • 2 tahun yang lalu / Penerimaan Peserta Didik Baru
  • 3 tahun yang lalu / Selamat Datang di Website Resmi Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan
WAKTU :

Hak Allah SWT atas Hamba-hamba-Nya

Terbit 13 Maret 2024 | Oleh : Admin | Kategori : Pasanan
Hak Allah SWT atas Hamba-hamba-Nya

Rangkuman Ngaji Al-Ajwibah Al-Ghaliyah
Rabu, 13 Maret 2024
Oleh : DR. KH. Fadlolan Musyaffa’, Lc., MA
========================

Kedua, dengan cara mengangan-angan dan analisis akal atau logika, yaitu dengan menjadikan adanya suatu ciptaan sebagai dalil ada yang menciptakan, dan adanya suatu pengaruh sebagai dalil ada yang memberi pengaruh. Juga, dengan merenungi berbagai ciptaan serta menggali pelajaran dari ciptaan-ciptaan-Nya, baik pada dimensi alam yang tinggi maupun yang rendah. Itu semua dijadikan sebagai petunjuk atas keberadaan yang mengadakannya, membuatnya, dan menciptakannya. Dia-lah Allah SWT, yang tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Dia; Dzat Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Allah SWT berfirman :

اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِيْ تَجْرِيْ فِى الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ وَمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ مِنَ السَّمَاۤءِ مِنْ مَّاۤءٍ فَاَحْيَا بِهِ الْاَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيْهَا مِنْ كُلِّ دَاۤبَّةٍۖ وَّتَصْرِيْفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ لَاٰيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَّعْقِلُوْنَ

Artinya : “Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, kapal yang berlayar di laut dengan muatan yang bermanfaat bagi manusia, apa yang Allah SWT turunkan dari langit berupa air, lalu dengannya Dia menghidupkan bumi setelah mati, dan Dia menebarkan di dalamnya semua jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, semua itu sungguh merupakan tanda-tanda kebesaran Allah SWT bagi kaum yang mengerti.” (QS. Al-Baqarah ayat 164).

Demikian pula dengan mengangan-angan keadaan-keadaan dalam diri manusia serta segala hal yang meliputinya, sebagaimana ungkapan sebagian ulama, “Barangsiapa yang mengenal dirinya, sungguh ia mengenal Tuhannya.”
Maksudnya, barangsiapa mengetahui sifat dirinya yang huduts (baru, ada permulaannya) dan faqir (membutuhkan), maka ia akan tahu bahwa Tuhannya itu qadim (ada sejak dulu, tanpa permulaan) dan juga Maha Kaya lagi Maha Kuasa.
____________________________________

Hak Allah SWT atas Hamba-hamba-Nya

Soal: Apa hak Allah SWT atas hamba-hamba-Nya?

Jawab: Hak Allah SWT atas hamba-hamba-Nya adalah bahwa mereka menyembah-Nya dan tak mempersekutukan-Nya dengan apapun.

Soal: Apa dalil atas hal tersebut?

Jawab: Dalil atas hal tersebut yaitu hadits yang diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal RA, ia berkata, “Aku pernah duduk di belakang Nabi SAW di atas seekor keledai. Beliau berkata, ‘Hai Mu’adz, tahukah kamu hak Allah SWT atas hamba-hamba-Nya dan hak hamba-hamba Allah SWT atas-Nya?’ Aku menjawab, ‘Allah SWT dan rasul-Nya lebih tahu.’ Beliau berkata: ‘Maka sesungguhnya hak Allah SWT atas hamba-hamba-Nya adalah bahwa mereka menyembah-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan apapun. Dan hak hamba-hamba atas Allah SWT adalah bahwa Dia tidak menyiksa siapa yang tidak mempersekutukan-Nya dengan apapun.”

Maka kewajiban yang pertama atas hamba adalah mengetahui alasan mengapa ia diciptakan, yaitu untuk menyembah Allah SWT. Karena Allah SWT tidak menciptakan makhluk kecuali untuk menyembah-Nya, sebagaimana firman Allah SWT dalam kitab-Nya yang mulia:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Artinya : “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat ayat 56).

Maka hak Allah SWT atas hamba-Nya sangat besar dan
karunia Allah SWT terhadap hamba-Nya sangatlah luas. Allah SWT menciptakannya dari tiada, memberinya bentuk dengan sebaik-baik bentuk, dan menganugerahinya seluruh nikmat serta menunjukkannya kepada agama yang lurus. Seandainya seorang hamba sujud kepada Tuhannya di atas bara api sejak dunia diciptakan sampai dunia ini hancur, itu belum sepadan dengan hak Islam yang Allah SWT karuniakan dan keimanan yang Allah SWT tunjukkan kepadanya. Dan Allah SWT mempunyai hak pada setiap hamba atas nikmat-nikmat agama maupun dunianya, lahir maupun batinnya, dalam hati maupun raganya. Sekiranya lautan menjadi tinta dan pepohonan menjadi penanya, semua itu akan habis sebelum sempat menghitung sepersepuluh nikmat-nikmat yang Allah SWT berikan kepadanya.

Allah SWT berfirman :

وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

Artinya : “Jika kamu menghitung nikmat Allah SWT, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sesungguhnya Allah SWT benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nahl ayat 18).

dan juga firman Allah SWT :

وَاَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهٗ ظَاهِرَةً وَّبَاطِنَةًۗ

Artinya : “Dia juga menyempurnakan nikmat-nikmat-Nya yang lahir dan batin untukmu.” (QS. Luqman ayat 20).
__________________________________

Sifat-sifat Allah SWT yang Disembah dengan Benar

Soal: Apa sifat-sifat Allah SWT yang disembah dengan benar?

Jawab: Ketahuilah bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah dengan benar dari segala yang ada kecuali Allah SWT, yang tiada sekutu bagi-Nya. Dia Maha Sendiri, Maha Tunggal, Maha Esa, Maha Dibutuhkan pertolongan. Dia Yang Maha Merajai, Maha Kuasa, Maha Hidup, lagi Maha Mandiri. Dia Terdahulu tanpa permulaan di waktu azali, Maha Langgeng, Maha Abadi. Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa atas segalanya. Dia berbuat apa saja yang dikehendaki-Nya dan memutuskan apa saja yang diinginkan-Nya.

لَيْسَ كَمِثْلِهٖ شَيْءٌۚ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ

Artinya : “Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya. Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Asy-Syura ayat 11).

Maha Suci dan Maha Luhur Allah SWT dari adanya keserupaan dan tandingan juga dari sekutu dan pembantu. Dia tak terbatasi masa. Tidak disibukkan satu keadaan dari keadaan yang lain. Tidak dilingkupi arah. Tidak bercampur dengan yang baru. Maha Kaya secara mutlak kepada segala sesuatu dari sisi apapun. Sedangkan yang selain-Nya membutuhkan-Nya. Dia menciptakan makhluk dan perbuatan-perbuatan mereka, serta menetapkan rezeki dan ajal mereka. Dia menjadikan mati dan hidup, taat dan maksiat, sehat dan sakit. Dia menurunkan kitab-kitab dan mengutus rasul-rasul untuk memberi petunjuk kepada makhluk lantaran kasih sayang-Nya kepada mereka. Dia menjanjikan orang-orang yang berbuat baik dengan pahala-Nya sebagai suatu karunia dan mengancam orang-orang yang berbuat dosa dengan siksaan-Nya sebagai suatu keadilan. Maka Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya adalah Tuhan yang menghimpun sifat-sifat tersebut.

Allah SWT berfirman :

هُوَ اللّٰهُ الَّذِيْ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِۚ هُوَ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيْمُ، هُوَ اللّٰهُ الَّذِيْ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيْزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُۗ سُبْحَانَ اللّٰهِ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ، هُوَ اللّٰهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰىۗ يُسَبِّحُ لَهٗ مَا فِى السَّمَاوَاتِ وَالْاَرْضِۚ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ

Artinya : “Dialah Allah SWT Yang tidak ada Tuhan selain Dia. Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Dialah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dialah Allah SWT Yang tidak ada Tuhan selain Dia. Dia adalah Maharaja, Yang Mahasuci, Yang Maha Damai, Yang Maha Mengaruniakan keamanan, Maha Mengawasi, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, dan Yang Memiliki segala keagungan. Maha Suci Allah SWT dari apa yang mereka persekutukan. Dialah Allah SWT Yang Maha Pencipta, Yang Mewujudkan dari tiada, dan Yang Membentuk rupa. Dia memiliki nama-nama yang indah. Apa yang di langit dan di bumi senantiasa bertasbih kepada-Nya. Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (QS. Al-Hasyr ayat 22-24).

والله أعلم بالصواب

SebelumnyaHak Ketujuh: Memenuhi Hak dan Ikhlas SesudahnyaRangkuman Ngaji Ta'limul Muta'allim Rabu, 13 Maret 2024 Oleh : DR. K.H. Fadlolan Musyaffa’, Lc., MA

Berita Lainnya

0 Komentar

Lainnya