SEKILAS INFO
  • 2 tahun yang lalu / Penerimaan Peserta Didik Baru
  • 3 tahun yang lalu / Selamat Datang di Website Resmi Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan
WAKTU :

Rangkuman Ngaji Tafsir Jalalain Surat Al-A’raf:85-89

Terbit 18 Februari 2024 | Oleh : Admin | Kategori : Tafsir
Rangkuman Ngaji Tafsir Jalalain Surat Al-A'raf:85-89

Rangkuman Ngaji Tafsir Jalalain
Ahad, 18 Februari 2024
Oleh : DR. KH. Fadlolan Musyaffa’, Lc., MA
========================
Surat Al-A’raf ayat 85

وَاِلٰى مَدْيَنَ اَخَاهُمْ شُعَيْبًاۗ قَالَ يَاقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗۗ قَدْ جَاۤءَتْكُمْ بَيِّنَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ فَاَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيْزَانَ وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ اَشْيَاۤءَهُمْ وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَاۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَۚ

Artinya : “Kepada penduduk Madyan, Kami utus saudara mereka, Syuʻaib AS. Dia berkata, “Wahai kaumku, sembahlah Allah SWT. Tidak ada bagimu Tuhan yang disembah selain Dia. Sungguh, telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka, sempurnakanlah takaran dan timbangan, dan janganlah merugikan hak-hak orang lain sedikit pun. Jangan pula berbuat kerusakan di bumi setelah perbaikannya. Itu lebih baik bagimu, jika kamu beriman.”

Ayat ini menerangkan bahwa Allah SWT mengutus Nabi Syu’aib AS kepada kaum Madyan. Nabi Syu’aib AS memerintahkan kaumnya agar menyembah Allah SWT dan menegaskan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT. Nabi Syu’aib AS memerintahkan kaumnya untuk menyempurnakan takaran atau timbangan dan yang ditakar atau ditimbang, dan melarang kaumnya agar tidak merugikan orang sedikit pun dengan mengurangi takaran dan timbangan. Nabi Syu’aib AS juga melarang kaumnya berbuat kerusakan di bumi dengan kekafiran dan perbuatan-perbuatan maksiat.

Surat Al-A’raf ayat 86

وَلَا تَقْعُدُوْا بِكُلِّ صِرَاطٍ تُوْعِدُوْنَ وَتَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ مَنْ اٰمَنَ بِهٖ وَتَبْغُوْنَهَا عِوَجًاۚ وَاذْكُرُوْٓا اِذْ كُنْتُمْ قَلِيْلًا فَكَثَّرَكُمْۖ وَانْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُفْسِدِيْنَ

Artinya : “Janganlah kamu duduk di setiap jalan dengan menakut-nakuti dan menghalang-halangi orang-orang yang beriman dari jalan Allah SWT, serta ingin membelokkannya. Ingatlah ketika kamu dahulunya sedikit, lalu Allah SWT memperbanyak jumlah kamu. Perhatikanlah, bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan.”

Sesudah Nabi Syu’aib AS melarang kaumnya berbuat kerusakan di bumi, maka ayat ini menerangkan bahwa Nabi Syu’aib AS juga melarang mereka duduk di jalan tempat orang berlalu lintas yang akan membuat orang-orang takut untuk melewatinya karena takut pakaian mereka diambil atau dikenakan pajak dan menghalang-halangi orang yang beriman dari jalan Allah SWT dengan cara mengancam akan membunuh.

Lalu pada akhir ayat, Nabi Syu’aib AS mengajak mereka mengenang masa-masa yang lalu ketika mereka masih sedikit jumlahnya, kemudian Allah SWT mengembangbiakkan keturunan mereka dan memberi rezeki yang banyak. Karenanya hendaklah mereka bersyukur kepada Allah SWT dengan meninggalkan kemusyrikan dan perbuatan kedhaliman dan hendaklah mereka mengambil pelajaran dari kejadian-kejadian pada kaum-kaum sebelum mereka yang berbuat kedhaliman yang menjadi sebab Allah SWT membinasakan mereka itu.

Surat Al-A’raf ayat 87

وَاِنْ كَانَ طَاۤئِفَةٌ مِّنْكُمْ اٰمَنُوْا بِالَّذِيْٓ اُرْسِلْتُ بِهٖ وَطَاۤئِفَةٌ لَّمْ يُؤْمِنُوْا فَاصْبِرُوْا حَتّٰى يَحْكُمَ اللّٰهُ بَيْنَنَاۚ وَهُوَ خَيْرُ الْحَاكِمِيْنَ

Artinya : “Jika ada segolongan di antara kamu yang beriman kepada ajaran yang aku diutus menyampaikannya dan ada pula segolongan yang tidak beriman, bersabarlah sampai Allah SWT menetapkan keputusan di antara kita. Dia adalah pemberi putusan yang terbaik.”

Ayat ini menjelaskan bahwa Nabi Syu’aib AS berkata kepada kaumnya, jika ada golongan di antara mereka yang membenarkan seruannya agar menyembah Allah SWT dan meninggalkan perbuatan dhalim seperti mengurangi hak manusia dalam menimbang dan menakar, maka mereka akan terhindar dari siksa Allah SWT. Sebaliknya, sekiranya ada golongan di antara mereka yang masih belum menyambut seruannya dan masih tetap kufur dan dhalim, maka Nabi Syu’aib AS mengancam mereka agar menunggu keputusan Tuhan yang seadil-adilnya, yaitu membela hamba-hamba-Nya yang beriman dan membinasakan golongan kafir yang berbuat kedhaliman.

Surat Al-A’raf ayat 88

قَالَ الْمَلَاُ الَّذِيْنَ اسْتَكْبَرُوْا مِنْ قَوْمِهٖ لَنُخْرِجَنَّكَ يَاشُعَيْبُ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَكَ مِنْ قَرْيَتِنَآ اَوْ لَتَعُوْدُنَّ فِيْ مِلَّتِنَاۗ قَالَ اَوَلَوْ كُنَّا كَارِهِيْنَ

Artinya : “Para pemuka yang sombong dari kaumnya berkata, “Wahai Syuʻaib AS, sungguh, kami akan mengusirmu bersama orang-orang yang beriman kepadamu dari negeri kami, kecuali engkau benar-benar kembali kepada agama kami.” Syuʻaib AS berkata, “Apakah kami kembali padanya meskipun kami membencinya?”

Ayat ini menerangkan bahwa para pemimpin suku Madyan yang sombong dan tidak mau beriman berkata kepada Nabi Syuaib AS, bahwa mereka akan mengusir Syuaib AS dan para pengikutnya dari negeri mereka, apabila Nabi Syuaib AS tidak mau kembali kepada agama nenek moyang mereka, serta menghentikan dakwahnya kepada kaumnya. Nabi Syuaib AS menegaskan kepada kaumnya, bahwa ia dan para pengikutnya tidak merasa gentar diusir dari negeri mereka, dan mereka akan tetap dalam agama Allah SWT serta melanjutkan dakwah mereka.

Surat Al-A’raf ayat 89

قَدِ افْتَرَيْنَا عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا اِنْ عُدْنَا فِيْ مِلَّتِكُمْ بَعْدَ اِذْ نَجَّانَا اللّٰهُ مِنْهَاۗ وَمَا يَكُوْنُ لَنَآ اَنْ نَّعُوْدَ فِيْهَآ اِلَّآ اَنْ يَّشَاۤءَ اللّٰهُ رَبُّنَاۗ وَسِعَ رَبُّنَا كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًاۗ عَلَى اللّٰهِ تَوَكَّلْنَاۗ رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ

Artinya : “Sungguh, kami telah mengada-adakan kebohongan besar kepada Allah SWT jika kami kembali pada agamamu setelah Allah SWT menyelamatkan kami darinya. Tidaklah patut kami kembali padanya, kecuali jika Allah SWT Tuhan kami menghendaki. Pengetahuan Tuhan kami meliputi segala sesuatu. Hanya kepada Allah SWT kami bertawakal. Wahai Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan adil. Engkaulah pemberi keputusan terbaik.”

Ayat ini menjelaskan bahwa Nabi Syuaib AS menegaskan kepada kaumnya, bahwa tidak layak dan tidak masuk akal, jika dia dan para pengikutnya akan meninggalkan agama yang benar serta kembali kepada agama mereka, kecuali jika Allah SWT menghendakinya.

Allah SWT tidak menghendaki Nabi Syuaib AS dan para pengikutnya kembali kepada agama kaumnya yang penuh dengan kemusyrikan, sebab Allah SWT sendiri yang telah membebaskannya dari kemusyrikan dan menunjukinya kepada agama yang benar. Oleh sebab itu Nabi Syuaib AS dan para pengikutnya tidak akan kembali kepada agama mereka. Kemudian Nabi Syuaib AS mengingatkan bahwa ilmu Allah SWT Maha Luas, meliputi segala sesuatu. Ia mengetahui segala hikmah dan hal-hal yang akan mendatangkan kemaslahatan bagi hamba-Nya.

والله أعلم بالصواب

SebelumnyaEratkan Hubungan Kekeluargaan Pesantren Al Hikam Malang Kunjungi Ponpes Fadhlul Fadhlan Semarag SesudahnyaRangkuman Ngaji Bulughul Maram Oleh : DR KH. Fadlolan Musyaffa' Lc.,MA Ahad,18 Februari 2024

Berita Lainnya

0 Komentar

Lainnya