SEKILAS INFO
  • 2 tahun yang lalu / Penerimaan Peserta Didik Baru
  • 3 tahun yang lalu / Selamat Datang di Website Resmi Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan
WAKTU :

BAB VI: WAKTU MEMULAI BELAJAR, UKURAN DAN URUTANNYA

Terbit 9 Agustus 2023 | Oleh : Admin | Kategori : Akhlak
BAB VI: WAKTU MEMULAI BELAJAR, UKURAN DAN URUTANNYA

Rangkuman Ngaji Ta’lim Muta’allim
Rabu, 2 Agustus 2023
Oleh : DR. K.H. Fadlolan Musyaffa’, Lc., MA

=================================

Guru kita Syaikh al-Islam Burhanuddin selalu memulai belajar pada hari Rabu. Di hari itu juga, beliau meriwayatkan hadis yang kemudian beliau menjadikannya sebagai dalil. Beliau berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada sesuatu yang dimulai pada hari Rabu kecuali sesuatu itu akan sempurna.”

Begitu juga Imam Abu Hanifah melakukannya. Beliau meriwayatkan hadis ini dari gurunya yaitu Syaikh al-Imam al-Ajal Qiwam al-Din Ahmad bin Abdur Rasyid. Dan saya mendengar dari orang yang saya percayai. Bahwa Syaikh Abi Yusuf al-Hamdani selalu memulai perbuatan baik pada hari Rabu. Hal ini karena hari rabu adalah hari diciptakannya cahaya. Disebut juga hari yang tidak berkah bagi orang non muslim. Sedangkan hari Rabu merupakan hari yang diberkahi bagi orang mukmin.

Ukuran belajar bagi para pemula
Imam Abu Hanifah menceritakan dari Syaikh al-Qadhi al-Imam Umar bin Abi Bakar al-Zinjiy bahwasanya beliau berkata: Guru kami berkata: sebaiknya ukuran belajar bagi Pemula yaitu sekiranya telah dapat menghafalnya seperti dengan mengulang dua kali. Dan setiap hari menambah satu kalimat(materi) sehingga apabila materinya panjang dan banyak masih mungkin untuk dihafalkan dengan mengulanginya dua kali. Kemudian terus bertambah dengan halus(pelan) dan bertahap.

Adapun apabila diawal menemui pelajaran yang panjang (sehingga) membutuhkan sepuluh kali untuk mengulangnya. Maka diakhir pelajaran, ia juga mengulangnya sepuluh kali seperti di awal.

Karena santri (harus) membiasakan hal itu dan tidak meninggalkannya kecuali ketika susah payah.

Dikatakan: “belajar itu satu huruf (sedikit saja), sedangkan mengulangnya seribu kali (banyak)”

Sebaiknya mengulang pelajaran itu dapat lebih memahamkan.

Syekh al-Imam al-Ustadz Syarofuddin al-‘Aqiliy berkata :”menurutku yang benar dalam hal ini (belajar bagi pemula) adalah apa yang dilakukan oleh guru kita”.

Karena beliau memilihkan santri pemula untuk belajar kitab kecil yang ringkas. Sebab dengan dipilihkan tadi, dapat memudahkan untuk faham dan terukur. Serta hal itu dapat menjauhkan dari rasa jenuh, begitulah yang banyak terjadi.

Sebaiknya, Seorang santri memberi makna gandul dalam pelajaran dan ngajinya setelah mengukur batas pelajaran dan hendaknya banyak mengulanginya, sebab memberikan makna gandul (catatan kaki) itu sangat bermanfaat.

والله اعلم بالصواب

SebelumnyaPengecoran Lantai 4 Gedung Asrama Putra Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan (Pesantren Bilingual Berbasis Karakter Salaf) Semarang SesudahnyaBAB BUGHAT (SERANGAN TANPA HAK) (PEMBERONTAK) SHIYAL

Berita Lainnya

0 Komentar

Lainnya