أَخُو الْعِلْمِ حَيُّ خَالِدٌ بَعْدَ مَوْتِهِ # وَأَوْصَــــالُهُ تَحْتَ التُّرَابِ رَمِيْـــــمُ Orang yang berilmu itu akan hidup selamanya setelah kematiannya. Sekalipun tulangnya hancur dibawah tanah.
وَذُوالْجَهْلِ مَيْتٌ وَهُوَ يَمْشِى عَلَى الثَّرَى # يُــظَنُّ مِنَ اْلاَحْيَـــاءِ وَهُوَ عَدِيْــمُ
Sementara orang bodoh itu mati, sedangkan Ia berjalan diatas bumi (masih hidup)
Orang hidup menduga bahwa Ia (orang bodoh) telah tiada.
Syekh al-Islam Burhanuddin mensyi’irkan kepada kita :
اِذِ الْعِلْمُ أَعْلَى رُتْبَةً فِى الْمَــــــــرَاتِبِ # وَمِنْ دُوْنِهِ عِزُّ الْعُلَى فِـى الْمَواَكـِـبِ
Sesungguhnya ilmu itu derajat yang paling tinggi.
Dan golongan yang berilmu menjadi (golongan) yang paling tinggi derajatnya.
فَذُو الْعِلْمِ يَبْقَــى عِزُّهُ مُتَضَــاعِفَـــــــا # وَذُوْ الجَهْلِ بَعْدَ الْمَوْتِ فِـى التَّيَارُبِ
Kemuliyaan orang yang memiliki ilmu akan abadi (dikenang) dan berlipat ganda.
Orang yang bodoh itu setelah mati berada dibawah tanah (tidak ada yang mengenang).
فَهَيْهَاتَ لاَ يَرْجُوْ مَدَاهُ مَنْ إِرْتَقَى # رَقَى وَلِيُ الْمُلْكِ وَإِلَى الْكَتَائِبِ
(Kedudukan) masa depan orang mencari ilmu jauh lebih tinggi dari Pemimpin tertinggi kerajaan yang menguasai prajuritnya.
َأُمْلِى عَلَيْكُمْ بَعْضُ مَا فِيْهِ فَاسْمَعُوْا # فَفِى حَصْرٍ عَنْ ذِكْرِ كُلِّ الْمَنَاقِبِ
Saya akan menceritakan (keutamaan ilmu) kepada kalian: Dengarkanlah!, kesusahan yang terdapat dalam perjalanan sejarah (mencari ilmu).
هُوَ الْنُوْرُ كُلُّ الْنُوْرِ يَهْدِى عَنْ الْعَمَى # وَذُو الْجَهْلِ مُرَ الْدَهْرِ بَيْنَ الْغَيَاهِبِ
Adalah cahaya diatas cahaya yang dapat menunjukan (menyelamatkan) dari kebutaan. Orang yang bodoh itu (ibarat orang yang) menghabiskan waktunya ditengah kegelapan.
هُوَ الْذِرْوَةُ السَّمَاءُ تُحْمِى مِنَ التَّجَا # إِلَيْهَا وَيُمْشِي آمِنًا فِى النَّوَائِبِ
Ilmu itu (bagaikan) puncak gunung yang tinggi, yang dapat melindungi dari bahaya. (Sehingga) akan berjalan dengan aman dalam kesedihan.
بِهِ يَنْجُوْنَ وَالنَّاسُ فِى غَفْلَاتِهِمْ # بِهِ يَرْتَجِى وَالرُّوْحُ بَيْنَ التَّرَائِبِ
Dengan ilmu (seseorang) akan selamat (dari siksa akhirat), sedangkan (banyak) manusia yang melupakan (ilmu). Dengan ilmu, (seseorang) akan berharap (selamat dari api neraka).
بِهِ يَشْفَعُ الْإِنْسَانُ مَنْ رَاحَ عَاصِيًا # إِلَى دَرَكِ النِّيْرَانِ شَرِّ الْعَوَاكِبِ
Dengan ilmu, seseorang akan dapat memberikan syafa’at kepada orang yang melakukan maksiat, (ketika mereka menuju) jurang neraka yaitu tempat akhir yang paling buruk.
والله اعلم بالصواب