BAB: Keistimewaan Mengundang dan Menjamu Tamu
Rangkuman Ngaji Mauidhotul Mukminin
Selasa, 17 Mei 2022
Oleh : DR. K.H. Fadlolan Musyaffa’, Lc., MA
=================================
بسم الله الرحمن الرحيم
Hendaknya seorang muslim tidak menghadiri suatu undangan walimah dengan tujuan memenuhi hawa nafsu (hanya untuk hasrat kepuasan makan) karena termasuk dalam hal duniawi, namun sebaiknya datang menghadiri suatu undangan dengan niat yang baik untuk silaturahmi dengan begitu termasuk meneladani Rasulullah SAW.
بِسُنَّةِ رَسُوْلِِ اللّهِ صَلَى اللّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم وَ اِكْرَامِ اَخِيْهِ المُؤْمِنِ وَ زِيَارَتِهِ لِيَكُوْنَ من المُتَحَبِّيْنَ فِي الله وَ يَنْوِي صِيَانَةَ نَفْسِهِ عَنْ اَنْ يُّسَاءَ بِهِ الظَّنُّ فِي امْتِنَاعِهِ وَ يُطْلَقُ اللِّسَانُ فِيْهِ بِاَنْ يُحْمَلَ عَلَى تَكَبُّرِ اَوْ سُوْءِ الخَلْقِ اَوْ اِسْتِحْقَارِ اَخٍ مُسْلِمٍ
Bentuk meneladani Rasulullah SAW dengan niat bersilaturahmi dan menjaga diri agar apabila tidak bisa hadir tidak ada prasangka buruk, agar tidak dianggap sombong, dan tidak diremehkan orang lain.
Adapun etika menghadiri undangan adalah dengan masuk ke dalam ruangan atau rumah tuan rumah dengan bersikap rendah hati, tidak menyebabkan orang lain menunggu, tidak menyebabkan tuan rumah tergesa-gesa dalam mempersiapkan semuanya, tidak mempersempit tempat dengan mendesak tamu lain, mengikuti arahan tuan rumah, tidak menolak ajakan tuan rumah, tidak duduk di depan pintu kamar (dibalik tirai tempat para wanita) , dan tidak memandang ke tempat keluarnya makanan karena terlihat rakus.
Ketika ada tamu yang menginap, hendaknya tuan rumah memberitahukan arah kiblat dan tempat wudhu agar tamu dapat menunaikan ibadah. Hendaknya sebelum makan tuan rumah membasuh tangannya dan menunggu para tamu makan hingga selesai agar tamu tidak dapat menikmati hidangan yang disajikan tanpa dengan tergesa-gesa.
والله أعلم بالصواب