SEKILAS INFO
  • 2 tahun yang lalu / Penerimaan Peserta Didik Baru
  • 3 tahun yang lalu / Selamat Datang di Website Resmi Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan
WAKTU :

Bahayanya Memilik Sifat Males

Terbit 25 Agustus 2021 | Oleh : Admin | Kategori : Akhlak
Bahayanya Memilik Sifat Males
Kajian Ta’lim Muta’alim | Hal : 24 – 25 | DR. KH. Fadlolan Musyaffa’, Lc., MA. | 25 Agustus 2021
BAHAYANYA MEMILIKI SIFAT MALAS
Rasa malas adalah sifat buruk yang dapat membahayakan dan menghancurkan kehidupan mu dimasa yang akan datang.
Dikatakan oleh Syekh Abu Nashar Ash – Shaffar Al – Anshari dalam syairnya :
ياٰ نَفْسِ ياٰنَفْسِ لاَتُرْخيِ عَنِ الْعَمَلِ # فيِ الْبِرِّ وَ الْعَدْلِ وَ الاِحْسَانِ فيِ مَهَلِ
” Wahai jiwaku (nafsuku) janganlah engkau menunda – nunda melakukan pekerjaan baik dalam melakukan kebaikan, menegakkan keadilan, dan melakukan hal – hal bagus lainya yang dapat kamu lakukan sekarang”. Karena jika kamu menunda pekerjaanmu maka kamu menunda masa depanmu secara perlahan – lahan.
Hendaklah kamu melakukan pekerjaanmu dengan pelan – pelan (semangat belajar dan tidak menunda – nunda pekerjaan) sehingga kamu mencapai (mendapatkan) tujuan dan cita – cita yang kamu harapkan.
Setiap orang yang memiliki amal kebaikan tentu hidupnya akan beruntung karena kebaikannya selalu dikenang oleh orang lain, sedangkan orang pemalas (suka menunda – nunda pekerjaan) hidupnya akan sengsara (tidak mendapatkan apa – apa) karena rasa malas yang dimilikinya. Rasa malas akan menjadi malapetaka dimasa depan akibatnya akan terjadi penyesalan tidak dapat menggunakan waktu dengan baik dimasa lalu untuk melakukan amal kebajikan.
Hendaknya setiap manusia meninggalkan sifat malas karena dengan sifat malas dapat menutup semua angan (cita – cita) yang diharapkan. Seorang pemalas akan menjadi orang yang hina karena tidak akan mendapatkan apa – apa kecuali hanya menyesal, malu (tidak memiliki keunggulan ilmu pada dirinya), kecewa, dan tidak memperoleh hasil apapun yang menjadi cita – citanya.
Maka dari itu, hendaknya seorang pelajar dapat menggiatkan dirinya (dalam belajar) untuk mendapatkan ilmu dengan cara sungguh – sungguh dan terus menerus menekuni ilmu. Karena Ilmu abadi dan langgeng (semakin di asah maka semakin banyak ilmu yang akan kamu dapatkan).
والله أعلم بالصواب
============
SebelumnyaKeutamaan Majelis Dzikir SesudahnyaSyarat-Syarat Wudhu Dalam Kitab Al-Yaqutun Nafis

Berita Lainnya

0 Komentar

Lainnya