SEKILAS INFO
  • 2 tahun yang lalu / Penerimaan Peserta Didik Baru
  • 3 tahun yang lalu / Selamat Datang di Website Resmi Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan
WAKTU :

Adab yang Lembut dan Amalan Batin Dalam Haji #4

Terbit 9 April 2021 | Oleh : Admin | Kategori : Tasawuf
Adab yang Lembut dan Amalan Batin Dalam Haji #4

Mauidhotul Mukminin
Halaman 67
Selasa, 09 April 2021

Lanjutan dari : “Mengambil Pelajaran Dari Amalan Batin Haji dan Mengingat Rahasia serta Maknanya”

Kemudian didalam Ihram dan Talbiyah terdapat unsur yaitu memenuhi undangan atau panggilan Allah ‘Azza wa jalla. Dan didalam masuk Makkah ada unsur pengingat bahwasanya telah sampai Tanah Haram Allah SWT, maka hendaknya untuk berharap dan mendekatkan rahmatNya.

Didalam melihat Baitullah hendaknya menghadirkan keagungan Allah SWT didalam hati dan musyahadah seakan-akan merasakan berhadapan dengan Allah Taala sebab keagunganNya. Dalam Thawaf di Baitullah ada keserupaan dengan Malaikat Muqarrabin yang seakan-akan mengelilingi ‘Arsy. Tujuannya Thawaf bukan hanya badannya saja yang melakukannya namun hatinya pun berthawaf juga dengan mengingat Allah SWT.

Dalam menggantungkan/ memegang satir Ka’bah dan menempelkan pada Multazam, (yang merupakan dinding Ka’bah yang terdapat di antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah). Terdapat unsur untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT sebab cinta dan rindu kepada Baitullah dan Allah. Ngalap berkah dengan menyentuh dan mencari ampunan serta meminta keamanan, seperti orang yang telah berbuat dosa sebab memakai pakaian yang telah disalahinya, meminta maaf kepadaNya, sebab tidak ada tempat meminta maaf kecuali kepadaNya.

Dalam Sa’i diantara Shafa dan Marwa terdapat keserupaan dengan ‘abdun/ hamba yang hadir lalu-lalang dihadapan raja, karena keikhlasan dalam berkhidmah dan mengharap untuk dilihat, diliput dengan pandangan kasih sayang, layaknya seseorang yang masuk mengahadap raja dan keluar ketika tidak mengetahui keputusan yang diberikan kepadanya. Apakah ia diterima ataupun ditolak, sehingga tidak hentinya mondar-mandir dihalaman rumah raja dan berharap belas kasihnya.

والله أعلم بالصواب

SebelumnyaKisah Kang Ibnu: Tentang Doa, dan Saling Mendoakan SesudahnyaKetika Makanan Lebih Diprioritaskan

Berita Lainnya

0 Komentar

Lainnya