Sambut Tahun Baru 2025, Tradisi Ribuan Santri PPFF Khatmil Quran, Lantunkan Maulid Burdah Sebagai Konter Budaya Transnasional

Menyambut tahun baru 2025 sebagaimana tahun sebelumnya ribuan santri mengikuti serangkaian acara tradisi khas Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan (PPFF) Pesantren Bilingual Berbasis Karakter Salaf Semarang, mengadakan khataman Quran, tahlil, wirid Laqod Jaakum, sholawat dan pembacaan Maulid Burdah yang kemudian ditutup dengan doa-doa oleh Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan Semarang, DR. KH. Fadlolan Musyaffa’, Lc., MA, yang kemudian dilanjutkan doa oleh Syaikh Muhammad ‘Athief (Utusan Al Azhar Cairo, Mesir untuk Indonesia).
Malam tahun baru di Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan Semarang, selalu diisi dengan kegiatan yang bermanfaat. Tidak hanya tahun baru Masehi, tetapi juga pada tahun baru Hijriyah, dengan membaca doa awal dan akhir tahun. Hal tersebut, sebagai wasilah menutup lembaran akhir buku catatan amal tahun 2024 dan lembaran buku catatan awal tahun 2025 tercatat sebagai amal shaleh, serta ikhtiar taqorub ila Allah, agar doa-doa terijabah dan menjadi hamba yang dekat kepada Allah SWT. Hal ini menjadi syiar Islam di lingkungan Semarang dan tentunga didunia medsos karena acara ini dibuat live streaming Youtube.
PPFF berupaya sebagai pelopor perubahan tradisi tahun baru dengan pesta kembang api, mercon, berpesta ria gedung, taman maupun jalanan yang menghambur hamburkan waktu dan harta, bahkan tidak sedikit terjadi kerusuhan akibat pesta minuman keras dan seks bebas yang sama sekali jauh dari tradisi dan budaya nenek moyang dan bangsa Indonesia.
Itu semua tradisi yang dapat menjauhkan diri dari taqarub Allah SWT yang harus ditinggalkan agar tidak turun balak akibat maksiat yang merajalela.
Dalam muqoddimah, Yai Fadlolan berpesan, “Setelah sore ini kita tutup tahun dengan khataman Quran dan memasuki tahun baru, malam ini kita buka dengan Sholawat Maulid Burdah, mujahadah dan doa bersama, dengan mahabbah kepada Rasulullah saw. sebagai pembuka lembaran baru dengan amal sholeh dan semoga istiqomah…”
Yai Fadlolan lebih lanjut menjelaskan, bahwa agenda malam tahun baru, yakni pembacaan Maulid Burdah, merupakan upaya untuk taqorrub kepada Allah, disamping dengan khataman, wiridan yang banyak dan membaca sholawat. Hal tersebut sejalan dengan 3 Manajemen dari Yai Fadlolan yakni Manajemen Waktu, Manajemen Prioritas dan Manajemen Taqorrub Ilallah yang menjadi pedoman santri PPFF.
Tidak hanya santri, warga dan jamaah juga ikut hadir memeriahkan tahun baru dengan membaca Maulid Burdah di Masjid Raudhatul Jannah PPFF.
Semoga amal ibadah yang telah dilakukan dapat istiqomah dan mendapatkan manfaat, barokah dari Maulid Burdah karya Al Imam Al Bushiry. Allahumma Amin 🤲🏻