SEKILAS INFO
  • 2 tahun yang lalu / Penerimaan Peserta Didik Baru
  • 3 tahun yang lalu / Selamat Datang di Website Resmi Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan
WAKTU :

Rangkuman Ngaji Tafsir Jalalain Surat Al-A’raf:107-123

Terbit 24 Maret 2024 | Oleh : Admin | Kategori : Uncategorized
Rangkuman Ngaji Tafsir Jalalain Surat Al-A'raf:107-123

Rangkuman Ngaji Tafsir Jalalain
Ahad, 24 Maret 2024
Oleh : DR. KH. Fadlolan Musyaffa’, Lc., MA
========================
Surat Al-A’raf ayat 107

فَاَلْقٰى عَصَاهُ فَاِذَا هِيَ ثُعْبَانٌ مُّبِيْنٌۖ

Artinya : “Maka, dia (Musa AS) melemparkan tongkatnya, tiba-tiba tongkat itu menjadi ular besar yang nyata.”

Ayat ini menjelaskan bahwa untuk membuktikan bahwa Nabi Musa AS adalah benar utusan Allah SWT dan untuk menjawab tantangan Fir’aun, tanpa selang waktu yang lama, Nabi Musa AS melemparkan tongkatnya yang ada di tangan kanan ke hadapan Fir’aun dan kaumnya, tiba-tiba tongkat itu berkat kekuasaan Allah SWT berubah menjadi ular besar yang sebenarnya.

Surat Al-A’raf ayat 108

وَّنَزَعَ يَدَهٗ فَاِذَا هِيَ بَيْضَاۤءُ لِلنَّاظِرِيْنَ

Artinya : “Dia menarik tangannya, tiba-tiba tangan itu menjadi putih bercahaya bagi orang-orang yang melihatnya.”

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Nabi Musa AS memperlihatkan mukjizat yang kedua, yaitu tangannya kelihatan bercahaya, memancarkan sinar yang terang.

Surat Al-A’raf ayat 109

قَالَ الْمَلَاُ مِنْ قَوْمِ فِرْعَوْنَ اِنَّ هٰذَا لَسَاحِرٌ عَلِيْمٌۙ

Artinya : “Para pemuka kaum Fir‘aun berkata, “Sesungguhnya orang ini benar-benar penyihir yang sangat pandai.”

Dalam ayat ini diterangkan bahwa setelah para pembesar kaum Firaun menyaksikan mukjizat yang diperlihatkan Nabi Musa AS kepada mereka, hati nurani mereka tidak beriman, bahkan mereka menuduhnya telah melakukan sihir. Mereka menganggap bahwa perubahan tongkat Nabi Musa AS menjadi ular besar yang mereka saksikan, sama halnya dengan apa yang dapat diperbuat oleh ahli-ahli sihir yang terkenal di masa itu.

Surat Al-A’raf ayat 110

يُّرِيْدُ اَنْ يُّخْرِجَكُمْ مِّنْ اَرْضِكُمْۚ فَمَاذَا تَأْمُرُوْنَ

Artinya : “Dia hendak mengusir kamu dari negerimu.” Fir‘aun berkata, “Maka, apa saran kamu?”

Dalam ayat ini diterangkan bahwa para pembesar Firaun menghasut Firaun dengan menyatakan kepadanya, bahwa Musa AS adalah orang yang mempunyai pengetahuan dan bermaksud jahat, yaitu hendak merebut kekuasaan dari tangan Firaun dan mengusirnya bersama pengikutnya dari negeri Mesir.

Surat Al-A’raf ayat 111

قَالُوْآ اَرْجِهْ وَاَخَاهُ وَاَرْسِلْ فِى الْمَدَاۤئِنِ حَاشِرِيْنَۙ

Artinya : “Mereka para pemuka itu menjawab, “Beri tangguhlah dia dan saudaranya dan utuslah ke kota-kota beberapa orang untuk mengumpulkan para penyihir.”

Para pemuka Fir’aun mengajukan saran agar Musa AS dan saudaranya ditahan, dan penyelesaian masalahnya ditangguhkan sementara. Di samping itu, Para pembesar Firaun itu mengatakan bahwa Firaun harus segera mengirim utusan, ke semua pelosok negeri, untuk mengumpulkan ahli-ahli sihir yang sangat mahir, yang diharapkan akan dapat mengalahkan mukjizat Nabi Musa AS yang telah diperlihatkan kepada mereka.

Surat Al-A’raf ayat 112

يَأْتُوْكَ بِكُلِّ سَاحِرٍ عَلِيْمٍ

Artinya : “Agar mereka membawa semua penyihir yang pandai kepadamu.”

Ayat ini menjelaskan bahwa tujuan pembesar Fir’aun menyuruh Fir’aun mengirim utusan ke semua penjuru negeri adalah agar mereka datang membawa para ahli sihir yang dapat melebihi kepandaian ilmu sihir Musa AS.

Surat Al-A’raf ayat 113

وَجَاۤءَ السَّحَرَةُ فِرْعَوْنَ قَالُوْٓا اِنَّ لَنَا لَاَجْرًا اِنْ كُنَّا نَحْنُ الْغَالِبِيْنَ

Artinya : “Para penyihir datang kepada Fir‘aun. Mereka berkata, “Apakah kami benar-benar akan mendapat imbalan jika kami menang?”

Ayat ini menjelaskan bahwa ketika para ahli sihir tersebut datang kepada Firaun, mereka pun berkata kepadanya, apakah mereka akan mendapatkan imbalan jasa, atas tugas yang berat ini, bila mereka berhasil mengalahkan Musa AS?

Surat Al-A’raf ayat 114

قَالَ نَعَمْ وَاِنَّكُمْ لَمِنَ الْمُقَرَّبِيْنَ

Artinya : “Dia (Fir‘aun) menjawab, “Ya, bahkan sesungguhnya kamu pasti termasuk orang-orang yang didekatkan kedudukannya kepadaku.”

Ayat ini menjelaskan jawaban Fir’aun kepada mereka yaitu bahwa imbalan jasa yang dijanjikan kepada mereka jika berhasil mengalahkan Musa AS tidak hanya sekedar upah yang berwujud uang dan benda, tetapi juga pangkat dan kedudukan sebagai orang yang dekat kepada raja.

Surat Al-A’raf ayat 115

قَالُوْا يَامُوْسٰٓى اِمَّآ اَنْ تُلْقِيَ وَاِمَّآ اَنْ نَّكُوْنَ نَحْنُ الْمُلْقِيْنَ

Artinya : “Mereka (para penyihir) berkata, “Wahai Musa, engkaukah yang akan melemparkan lebih dahulu atau kami yang melemparkan?”

Ayat ini menjelaskan bahwa setelah mendapat jawaban dan janji yang menggembirakan dari Firaun, maka ahli-ahli sihir itu menoleh kepada Nabi Musa AS dan mereka berkata kepadanya: “Siapakah yang akan memulai lebih dahulu, kamu atau kami?” Tantangan mereka ini menunjukkan bahwa para ahli sihir Firaun sangat percaya diri dan sangat membanggakan keampuhan sihirnya.

Surat Al-A’raf ayat 116

قَالَ اَلْقُوْاۚ فَلَمَّآ اَلْقَوْا سَحَرُوْٓا اَعْيُنَ النَّاسِ وَاسْتَرْهَبُوْهُمْ وَجَاۤءُوْ بِسِحْرٍ عَظِيْمٍ

Artinya : “Dia (Musa AS) menjawab, “Lemparkanlah lebih dahulu!” Maka, ketika melemparkan tali-temali, mereka menyihir mata orang banyak dan menjadikan mereka takut. Mereka memperlihatkan sihir yang hebat.”

Ayat ini menjelaskan bahwa Nabi Musa AS mempersilakan mereka (para ahli sihir) untuk memulai duluan, tanpa merasa khawatir terhadap kekuatan dan keampuhan sihir mereka. Lalu mereka melemparkan apa yang mereka bawa berupa tali-temali dan tongkat, mereka menyihir mata orang banyak yang hadir di tempat itu. Tali-temali dan tongkat itu terlihat bagaikan ular-ular yang bergerak dan bertumpuk satu sama lain, seolah-olah apa yang mereka lakukan itu benar-benar terjadi, dan pemandangan itu menjadikan orang banyak itu tercengang dan takut, karena mereka memperlihatkan sihir yang hebat dan menakjubkan.

Surat Al-A’raf ayat 117

وَاَوْحَيْنَآ اِلٰى مُوْسٰٓى اَنْ اَلْقِ عَصَاكَۚ فَاِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُوْنَۚ

Artinya : “Kami wahyukan kepada Musa AS, “Lemparkanlah tongkatmu!” Maka, tiba-tiba ia menelan habis segala kepalsuan mereka.”

Ayat ini menjelaskan bahwa untuk menunjukkan kebesaran Allah SWT di hadapan orang banyak, Allah SWT wahyukan kepada Nabi Musa AS untuk melemparkan tongkatnya, lalu Nabi Musa AS pun segera melemparkan tongkatnya. Maka tiba-tiba tongkat itu berubah menjadi seekor ular yang bergerak dengan cepat menelan habis segala kepalsuan mereka, yakni sihir dan tipu daya yang mereka lakukan.

Surat Al-A’raf ayat 118

فَوَقَعَ الْحَقُّ وَبَطَلَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَۚ

Artinya : “Maka, terbuktilah kebenaran dan sia-sialah segala yang mereka kerjakan.”

Ayat ini menegaskan bahwa dengan lenyapnya semua ular ciptaan ahli-ahli sihir Firaun dari pandangan orang-orang yang menyaksikannya, berarti kemenangan bagi mukjizat Nabi Musa AS atas perbuatan ahli-ahli sihir yang penuh kebathilan dan kepalsuan itu. Sihir mereka menjadi tidak berdaya menghadapi mukjizat utusan Allah SWT.

Surat Al-A’raf ayat 119

فَغُلِبُوْا هُنَالِكَ وَانْقَلَبُوْا صَاغِرِيْنَۚ

Artinya : “Mereka dikalahkan di tempat itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina.”

Ayat ini menjelaskan bahwa dengan kejadian tersebut, maka Fir’aun dan para ahli sihirnya telah dikalahkan di tempat itu di hadapan orang banyak. Mereka menjadi orang-orang yang kecil lagi hina.

Surat Al-A’raf ayat 120

وَاُلْقِيَ السَّحَرَةُ سَاجِدِيْنَۙ

Artinya : “Para penyihir itu tersungkur dalam keadaan sujud.”

Dalam ayat ini diterangkan bahwa setelah melihat kehebatan mukjizat Nabi Musa AS, maka para ahli sihir bersujud kepada Allah SWT karena mereka yakin tentang kebenaran seruan Nabi Musa AS, dan mereka menyadari bahwa Nabi Musa AS bukanlah seorang ahli sihir seperti yang mereka duga sebelumnya, sesuai dengan tuduhan Fir’aun dan para pembesarnya.

Surat Al-A’raf ayat 121

قَالُوْٓا اٰمَنَّا بِرَبِّ الْعَالَمِيْنَۙ

Artinya : “Mereka berkata, “Kami beriman kepada Tuhan semesta alam.”

Ayat ini menjelaskan bahwa dalam keadaan sujud, mereka (para ahli sihir) berkata, “Kami hanya beriman kepada Tuhan Pencipta dan Pemelihara seluruh alam.”

Surat Al-A’raf ayat 122

رَبِّ مُوْسٰى وَهَارُوْنَ

Artinya : “yaitu Tuhannya Musa AS dan Harun AS.”

Ayat ini menjelaskan bahwa agar Fir’aun atau lainnya tidak salah paham siapa yang dimaksud dengan Tuhan seluruh alam, mereka menjelaskan yaitu Tuhan Pencipta dan Pemelihara yang diyakini dan diimani oleh Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS.”

Surat Al-A’raf ayat 123

قَالَ فِرْعَوْنُ اٰمَنْتُمْ بِهٖ قَبْلَ اَنْ اٰذَنَ لَكُمْۚ اِنَّ هٰذَا لَمَكْرٌ مَّكَرْتُمُوْهُ فِى الْمَدِيْنَةِ لِتُخْرِجُوْا مِنْهَآ اَهْلَهَاۚ فَسَوْفَ تَعْلَمُوْنَ

Artinya : “Fir‘aun berkata, “Mengapa kamu beriman kepadanya sebelum aku memberi izin kepadamu? Sesungguhnya ini benar-benar tipu muslihat yang telah kamu rencanakan di kota ini untuk mengusir penduduknya. Kelak kamu akan mengetahui akibat perbuatanmu ini.”

Dalam ayat ini diceritakan bahwa Fir’aun dengan sangat murka berkata kepada para ahli sihir yang telah menyatakan iman kepada Tuhan Nabi Musa AS mengapa mereka tunduk menjadi pengikut Nabi Musa AS sebelum meminta izin kepada Firaun lebih dahulu. Di samping itu, ia menuduh ahli sihir itu sudah berkomplot dengan Nabi Musa AS terlebih dahulu, sehingga kekalahan mereka ketika berhadapan dengan Nabi Musa AS telah direncanakan sebelumnya.

والله أعلم بالصواب
========================
Untuk mendapatkan update informasi seputar pendaftaran santri, program, dan fasilitas yang ada di Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan (pesantren bilingual berbasis karakter salaf), mari kunjungi web PPFF dengan cara klik link yang ada di bio. Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan masih membuka kesempatan bagi para pembaca yang mau berikhtiar menjadi ahli surga dengan cara bersama-sama membantu mengembangkan PPFF ✨.

SebelumnyaSEBAIK-BAIKNYA BEKAL ADALAH ILMU SesudahnyaRangkuman Ngaji Al-Ajwibah Al-Ghaliyah Ahad, 24 Maret 2024

Berita Lainnya

0 Komentar

Lainnya