SEKILAS INFO
  • 3 tahun yang lalu / Penerimaan Peserta Didik Baru
  • 3 tahun yang lalu / Selamat Datang di Website Resmi Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan
WAKTU :

Kemuliaan Ilmu & Keutamaan Orang-Orang ‘Alim

Terbit 16 Maret 2024 | Oleh : Admin | Kategori : Pasanan
Kemuliaan Ilmu & Keutamaan Orang-Orang 'Alim

Rangkuman Ngaji Minhajul Muta’allim
Sabtu, 16 Maret 2024
Oleh : DR. K.H. Fadlolan Musyaffa’, Lc., MA
=================================

• ilmu Itu Terdiri Dari Tiga Huruf

Sayyidina Ali RA bersabda : “Lafadz علم terdiri dari tiga huruf yaitu ‘ain, lam, dan mim. Huruf ‘ain itu dari lafad َعِلِّيِيْن , lam dari lafadz ُالُّلطْف dan mim dari lafadz ُالمَلِك.
Dari huruf ‘ain diketahui bahwa ilmu akan menarik pemiliknya pada derajat yang luhur, dari huruf lam menggambarkan bahwa ilmu menjadikan pemiliknya orang yang lembut di dunia dan akhirat. Sedangkan huruf mim menggambarkan bahwa dengan ilmu seseorang akan menjadi pemimpin (raja) bagi para makhluk. Berkat huruf ‘ain Allah SWT memberi seseorang kemuliaan ( عِزَّةٌ), dengan huruf lam seseorang diberikan kelembutan (الُّلطْف) dan dengan huruf mim Allah SWT memberi seseorang cinta (ٌمَحَبَّة).

• Kemuliaan Ilmu

Kemuliaan ilmu sudahlah jelas bagi seseorang yang memiliki akal, sebab ilmu adalah hal yang dikhususkan bagi makhluk Allah SWT yang bernama manusia. Karena semua hal terkecuali ilmu bisa bersekutu antara manusia dan hewan, seperti sifat pemberani, kekuatan, bukasih sayang dan lain-lain.
Oleh karena itu nabi nabi Muhammad SAW bersabda:

النَّاسُ عَالِمٌ وَمُتَعَلِّمُ، وَالبَاقِي هَمَجٌ

Artinya “Manusia adalah orang yang berilmu dan orang yang belajar dan selain itu adalah orang yang tidak ada artinya.”

كُنْ عَالِمًا أَوْ مُتَعَلَّمًا، وَلَا تَكُنْ ثَالِيًّا

Artinya: “Jadilah orang yang berilmu atau orang yang belajar dan janganlah kamu menjadi golongan orang yang ketiga.

كُنْ عَالِمًا أَوْ مُتَعَلَّمًا أَوْ مُسْتَمِعًا، أَوْ مَحَبًّا لِلْعُلَمَاءِ، وَلَا تَكُنْ الخَامِسَ فَتَهْلِكُ

Artinya: “Jadilah orang yang berilmu, atau jadilah orang yang belajar, atau jadilah pendengar ilmu, atau jadilah orang yang mencintai ulama’, dan janganlah kamu menjadi golongan orang yang kelima, rusaklah kamu”.

Ibnu Mubarok pernah ditanya, “Siapakah manusia itu?” Jawabnya: “Manusia adalah orang-orang yang berilmu” la ditanya lagi “Siapakah raja itu?” lalu ia menjawab “Raja adalah orang- orang yang zuhud”.

Melalui ilmu Allah SWT menampakkan keutamaan nabı Adam AS kepada malaikat dan memerintahkan mereka untuk bersujud kepada nabi Adam AS.

Allah SWT memerintahkan nabi Muhammad SAW untuk senantiasa memperbanyak ilmu bukan memperbanyak hal lain selain itu. Seperti firman Allah SWT

وَقُل رَّبِّ زِدْنِي عِلْمًا

Artinya “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.”
(Q.S Toha: 114)

Abu Ishaq Ar-Rozi mengatakan bahwasanya Allah SWT telah memberikan nikmat kepada nabi Muhammad SAW dengan segala sesuatu dan Allah SWT tidak pernah memberikan semua itu kecuali ilmu, sehingga Allah SWT berfirman:
وَعَلَّمَكَ مَا لَمْ تَكُنْ تَعْلَمُ ۗ وَكَا نَ فَضْلُ اللّٰهِ عَلَيْكَ عَظِيْمًا

Artinya : “dan (Allah) telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. Dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu” (Q.S An Nisa’:113)

Ibnu ‘Abbas mengatakan bahwa sesungguhnya Allah SWT memberi nabi Sulaiman AS dan Daud AS ilmu dan kerajaan. Namun Allah SWT hanya memberikan kepada keduanya mengenai ilmu saja, bukan mengenai kerajaan maupun yang lain, sehingga Allah SWT berfirman:

وَلَقَدْ آتَيْنَا دَاوُودَ وَسُلَيْمَانَ عِلْمًا
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman.” (Q.S An Naml : 15)

Hal ini menjadi buktı bahwa perkara yang paling luhur adalah ilmu. Ibnu Abbas mengatakan: “Nabi Sulaiman diperintah untuk memilih antara ilmu dan kerajaan, kemudian beliau lebih memilih ilmu. Dan ternyata Allah SWT memberi beliau ilmu dan kerajaan sekaligus.”

• Keutamaan Orang-Orang ‘Alim

Nabi Muhammad SAW bersabda:

اِثْنَانِ مِن دَرَجَةِ النُّبُوَّةِ أَهْلُ العِلْمِ وَالجِهَادِ، أَمَّا أَهْلُ العِلْمِ فَدَلُّوا النَّاسَ عَلَى مَا جَاءَتْ بِهِ الرُّسُلُ، وَأَمَّا الجِهَادُ فَجَاهِدُوا بِأَسْيَافِهِمْ عَلَى مَا جَاءَتْ بِهِ الرُّسُلُ

Artinya: “Dua orang yang menduduki derajat kenabian yaitu ahli ilmu dan jihad. Ahli ilmu adalah orang yang menunjukkan manusia pada suatu perkara yang dibawa para nabi. Sedangkan ahli jihad adalah mereka yang berjihad dengan pedangnya pada suatu perkara yang dibawa para nabi.”

Ketika disebutkan dua orang lelaki kepada nabi Muhammad SAW, dimana lelaki pertama adalah seseorang yang ahli ibadah dan lelaki kedua adalah seseorang yang ahli ilmu, nabi Muliammad SAW bersabda:

فَضْلُ العَالِمِ عَلَى العَابِدِ، كَفَضْلِي عَلَى أَدْنَى رَجُلٍ مِنْ أَصْحَابِي

Artinya: “Keutamaan ahli ilmu atas ahli ibadah seperti keutamaanku atas paling rendahnya lelaki diantara sahabatku.”

Dalam kitab Ihya Ulumiddin dikatakan bahwa yang dimaksud di dalam hadis ini adalah ilmu tanpa adanya pengamalan, karena sesungguhnya ahli ibadah tidak akan beribadah tanpa adanya ilmu.

Nabi Muhammad SAW bersabda:

فَضْلُ العَالِمِ عَلَى العَابِدِ كَفَضْلِ القَمَرِ لَيْلَةَ البَدْرِ عَلَى سَائِرِ الكَواكِبِ

Artinya “Keutamaan ahli ilmu atas ahli ibadah layaknya keutamaan rembulan malam purnama mengalahkan seluruh bintang-bintang.”

أَفْضَلُ النَّاسِ المُؤْمِنُ العَالِمُ الَّذِي إِذَا اُحْتِيْجَ إِلَيْهِ نَفَعَ فَإِنِ اسْتُغْنِيَ عَنْهُ أَغْنَى نَفْسَهُ

Artinya “Manusia yang paling utama adalah seorang mukmin yang berilmu dimana manakala ia dibutuhkan maka ia akan memberikan manfaat, ketika dirinya tidak sedang dibutuhkan, maka akan bermanfaat bagi dirinya sendiri.”

لَوْلا العُلَمَاءُ مَا عُبِدَ اللُّهُ فِي الأَرْضِ وَمَا رُزِقَ العُبَّادُ وَمَا أَخْرَجَتْ الْأَرْضُ نَبَاتَهَا وَلا الأَشْجَارُ أَثْمَارَهَا وَلا العُيُونُ أَمْوَاهَهَا وَلَا السَّمَاءُ أَمْطَارَهَا

Artinya “Tanpa ulama’ Allah tidak akan disembah di bumi, seseorang tidak akan diberi rizqi, bumi tidak akan mengeluarkan tumbuh-tumbuhan, pohon-pohon tidak akan mengeluarkan buah, sumber mata air tidak akan mengeluarkan airnya dan langit tidak akan menurunkan hujan.”

Imam Robi’ mengatakan bahwasanya ulama’ adalah lentera zaman sehingga setiap orang yang memiliki ilmu diibaratkan sebagai penerang bagi masanya. Setiap tempat yang didalamnya terdapat orang ‘alim maka orang-orang di dalam tempat tersebut dikatakan hidup, sedangkan setiap tempat yang didalamnya tidak terdapat orang alim maka orang-orang di dalam tempat tersebut dikatakan mati.

Yahya bin Mu’adz mengatakan bahwa ulama adalah sosok yang paling menyayangi umat nabi Muhammad SAW daripada bapak dan ibu mereka. Karena bapak dan ibu hanya menjaga mereka dari api dunia dan marabahayanya, sedangkan para ulama’ menjaga mereka dari api akhirat (neraka).

والله اعلم با الصواب

SebelumnyaRangkuman Ngaji Adab sulukil Murid Sabtu, 16 Maret 2024 Oleh : Gus Ahmad Syauqi Istiqlaly SesudahnyaBALASAN MENCINTAI ULAMA

Berita Lainnya

0 Komentar

Lainnya