SEKILAS INFO
  • 2 tahun yang lalu / Penerimaan Peserta Didik Baru
  • 3 tahun yang lalu / Selamat Datang di Website Resmi Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan
WAKTU :

Rangkuman Ngaji Mauidhotul Mukminin Selasa, 30 Januari 2024 Oleh : DR. K.H. Fadlolan Musyaffa’, Lc., MA

Terbit 30 Januari 2024 | Oleh : Admin | Kategori : Tasawuf
Rangkuman Ngaji Mauidhotul Mukminin Selasa, 30 Januari 2024 Oleh : DR. K.H. Fadlolan Musyaffa’, Lc., MA

=================================

بسم الله الرحمن الرحيم.

Diantara yang dapat menumbuhkan rasa cinta persahabatan yakni memuji teman dengan hal-hal baik yang ia miliki, begitupula memuji anak-anaknya, keluarga, perbuatannya, sampai kecerdasan, budi pekertinya, karangan atau karyanya dan setiap sesuatu yang membuatnya senang.
Dan juga meyampaikan pujian yang diungkapkan sesorang terhadap temanmu disertai dengan ekspresi turut bahagia, karena menyembunyikan hal itu merupakan murni kedengkian di dalam hatı.
Namun dengan pujian yang tidak disertai kebohongan dan melampaui batas, akan tetapi memuji kebaikan yang sewajarnya dan layak untuk dipuji.

Selain itu juga berterima kasih atas bantuan dan perbuatan baiknya, bahkan atas niat baik yang belum disempurnakan untuk dilakukannya. Perkara yang lebih bisa menarik rasa cinta dari hal di atas adalah berusaha melindungi teman yang sedang bepergian saat ada yang ingin berbuat jahat atau ada yang ingin mengusik harga diri temannya dengan ucapan yang terang-terangan atau hanya sekedar sindiran. Maka hak dan kewajiban dalam ikatan persahabatan adalah siap siaga untuk memberi perlindungan dan pertolongan, serta bertindak untuk membela temannya jika diperlakukan buruk, sebab jika diam saja membiarkan seseorang yang merobek-robek harga diri seorang teman sama halnya seperti membiarkannya binatang buas menerkam temanmu, sedangkan engkau acuh tak tergerak untuk menyelamatkannya.

Diantara hak lisan lagi ialah mengajarkan ilmu dan memberi nasihat .
Jika engkau kaya dengan ilmu, maka wajib bagimu memberikan anugerah ilmu dan menunjukkan kepada temanmu ilmu yang bermanfaat dalam urusan agama dan dunia. Jikalau telah mengajarkan dan memberitahukan ilmu namun ia tidak mengamalkannya, maka wajib bagimu untuk menasihatinya, yaitu dengan menjelaskan bahaya dari perbuatan dan faidah meninggalkannya, agar ia menghentikan apa yang dilakukannya. Menegur dan mengingatkan kesalahan atau kekurangan-kekurangannya. Namun hendaknya disampaikan saat sepi ketika tidak dihadapan khalayak banyak, karena teguran yang dilakukan di depan orang banyak termasuk bentuk merendahkan.

Imam Dzun-Nun Ra. berkata:

لَا تَصْحَبْ مَعَ اللَّهِ إِلَّا بِالْمُوَافَقِةِ وَلَا مَعَ الْخَلْقِ إِلَّا بِالْمُنَاصَحَةِوَلَا مَعَ النَّفْسِ إِلَّا بِالْمُخَالَفَةِ.
“Janganlah berhubungan dengan Allah kecuali mena’ati perintah Nya, jangan berteman dengan makhluk kecuali dengan nasihat (mengharapkan kebaikan), dan jangan berhubungan dengan nafsu kecuali engkau selalu menentangnya.”

والله أعلم باالصواب

SebelumnyaHukum Sholat di Pesawat SesudahnyaBAB Wudlu

Berita Lainnya

0 Komentar

Lainnya