BAB : KASIH SAYANG DAN NASIHAT
Rangkuman Ngaji Ta’limul Muta’allim
Rabu, 24 Januari 2023
Oleh : DR. K.H. Fadlolan Musyaffa’, Lc., MA
===========================
Sebaiknya orang yang alim itu memberika kasih sayang dan nasihat yang bukan hasud. Sifat Hasad itu membahayakan dan tidak ada manfaatnya.
Guru kita Syaikh al-Islam Burhan al-Din Rahmat Allahi ta’ala ‘alaihi berkata : “Para Ulama berkata bahwa anak seorang guru itu menjadi alim karena sesungguhnya seorang Guru itu menghendaki agar muridnya menjadi Ulama ahli Qur’an. Maka dengan barakah keyakinan dan rasa kasih sayang beliau (terhadap santrinya), anak beliau menjadi alim.”
Diceritakan bahwa al-Shodru al-Ajal Burhan al- Aimmah memulai waktu belajar (memondokkan) untuk kedua putranya yang bernama al-Shodru al-Syahid Hisamu al-Din dan al-Shodru al-Sa’id Taju al-Din pada waktu semangat membara (tepat) setelah semua pelajaran selesai.
Kedua putranya berkata : “Sesungguhnya tabiat kita itu (terkadang) merasa penat dan jenuh di suatu waktu”. Ayahnya menjawab : “Sesungguhnya orang yang mondok (mencari ilmu) dan anak-anak pejabat, mereka datang kepadaku dari berbagai penjuru bumi. Sehingga Aku harus mendahulukan mengajari mereka.”
Maka dengan barakah kasih sayangku kepada mereka (para santri), kedua putranya menjadi lebih alim dari mayoritas para ulama fiqih penduduk bumi pada masa itu dalam bidang fiqih.
Sebaiknya seorang santri tidak berdebat dan bertengkar dengan seseorang karena hal itu akan menyia-nyiakan waktunya.
Orang yang berbuat baik akan dibalas kebaikannya. Dan orang yang berbuat buruk akan dibalas keburukannya untuk dia sendiri.
Al-Syaikh al-Imam al-Ajal al-Zahid al-‘Arif Ruknu al-Din Muhammad bin Abi Bakar yang dikenal dengan nama Imam Khowahir membaca syi’ir. Al-Mufti Rahmatu Allahi ‘alaihi menambahinya dengan berkata bahwa Shulton al-Syari’ah Yusuf al-Hamdani membacakan Syi’ir ini :
دَعْ المَرأَ لاَ تُجْزِهِ علَى سُوءِ فِعلِهِ # سَيَكفِيهِ مَا فِيهِ وَمَا فَاعِلُهُ
Jangan hiraukan (orang yang berbuat jelek) Janganlah! Engkau membalasnya dengan kejelekan atas perbuatan jeleknya. Suatu kejelekan yang dilakukannya akan cukup (menjadi balasan) bagi pelakunya.
والله أعلم باالصواب