SEKILAS INFO
  • 2 tahun yang lalu / Penerimaan Peserta Didik Baru
  • 3 tahun yang lalu / Selamat Datang di Website Resmi Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan
WAKTU :

Rangkuman Ngaji Ta’limul Muta’allim Rabu, 10 Januari 2023 Oleh : DR. K.H. Fadlolan Musyaffa’, Lc., MA

Terbit 10 Januari 2024 | Oleh : Admin | Kategori : Akhlak
Rangkuman Ngaji Ta'limul Muta'allim Rabu, 10 Januari 2023 Oleh : DR. K.H. Fadlolan Musyaffa’, Lc., MA

Seorang ulama fiqih yang bernama Ibrahim bin Jarah masuk ke rumah Abi Yusuf untuk membesuknya. Beliau menjenguk Abi Yusuf pada saat beliau sedang sakit mendekati wafatnya.

Abu Yusuf itu seorang pribadi yang bersungguh-sungguh. (Pada waktu sakit mendekati wafat) beliau masih berdiskusi ilmu, seraya bertanya kepada Ibrahim bin Jarah : “Manakah yang lebih utama? antara melontar Jumroh dengan menaiki kendaraan atau dengan berjalan kaki. Maka Ibrahim bin Jarah tidak mengetahui jawabanya.

Kemudian Abu Yusuf menjawab pertanyaannya sendiri bahwa melempar Jumroh dengan berjalan kaki lebih disukai oleh orang generasi pertama (terdahulu). Dengan demikian saat dicabut nyawanya Abu Yusuf, tidak terasa, terkalah oleh lezatnya ilmu.

Oleh karena itu sebaiknya orang yang ahli fiqih selalu menyibukkan dengan ilmu dalam semua waktunya. Dengan demikian Ia akan menemukan lezatnya kenikmatan ilmu ketika belajar.

Diceritakan Muhammad bermimpi dalam tidur setelah wafatnya. Beliau ditanya : “Bagaimana keadaan engkau ketika Ruh akan keluar?” Beliau (Muhammad) menjawab : “Saya mengangan- angan hukumnya suatu masalah tentang budak mukatab. Dan saya tidak merasakan (sakit) ketika Ruhku keluar.

Dikatakan bahwa Muhammad bin al-Hasan berkata diakhir umurnya : “Masalah tentang budak mukatab menyibukkanku, sehingga Aku tidak mempersiapkan datangnya hari (kematian) itu. Beliau mengatakan seperti itu hanya karena tawadhu’ (merendahkan diri).

والله أعلم باالصواب

SebelumnyaKitab Ad-Diba'i : Sejarah, Biografi Penyusun, Keutamaan Membacanya SesudahnyaMUQADIMAH (Pembukaan)

Berita Lainnya

0 Komentar

Lainnya