Rangkuman Ngaji Mauidhotul Mukminin Selasa, 19 Desember 2023 Oleh : DR. K.H. Fadlolan Musyaffa’, Lc., MA

=================================
بسم الله الرحمن الرحيم.
Terdapat dua perkara yang dapat mencegah dari perbuatan ghibah, Pertama, lihatlah keadaanmu sendiri. Jika menemukan satu perbuatan yang tercela, maka anggaplah aib yang kau lihat dari temanmu adalah sesuatu yang ringan, dan anggaplah bahwa temanmu tak mampu mencegah dirinya dari hal tersebut, sebagaimana kau tidak mampu menahan dirimu dari bentuk kecerobohan yang dilakukan, serta tidak membesar-besarkan dan tidak merasa berat dengan satu bentuk kejelekan yang dilakukan oleh teman.
Kedua, menyadari bahwa sesungguhnya jika engkau mencari orang yang benar- benar bersih dari seluruh kekurangan, keluputan dan aib maka engkau akan terkucilkan dari seluruh makhluk dan tidak akan menemukan seorang temanpun. Karena tidak ada seorangpun dari manusia kecuali memiliki kelebihan dan kekurangan.
Orang mukmin yang baik akan selalu menghadirkan kebaikan-kebaikan temannya di dalam hati agar tumbuh rasa hormat, cinta dan memuliakannya. Sedangkan orang munafik yang tercela akan selalu melihat kesalahan dan kekurangan orang lain.
Imam Ibn Mubarak berkata: “Orang mukmin akan berusaha mencari alasan untuk memaafkan sedangkan orang munafik akan berusaha mencari kesalahan orang lain”.
Imam al-Fudhail berkata: “Yang dimaksud kedermawanan hati yaitu memaafkan kesalahan-kesalahan teman”.
Oleh karena itu Nabi Muhammad Saw bersabda:
اسْتَعِيذُوا بِاللَّهِ مِنْ جَارِ السُّوْءِ الَّذِي إِنْ رَأَى خَيْرًا سَتَرَهُ وَإِنْ رَأَى شَرًّا أَظْهَرَهُ.
“Kalian semua mohonlah perlindungan kepada Allah dari tetangga yang jelek. Yaitu tetangga yang ketika melihat kebaikan darimu, ia berusaha menutupi dan ketika melihat kejelekan darimu, justru ia berusaha menampakkan dan mengumbarnya”.
والله أعلم باالصواب