Rangkuman Ngaji Bulughul Maram Oleh : DR KH. Fadlolan Musyaffa’ Lc., MA Ahad, 15 Oktober 2023
Hadis oleh Hudzaifah RA
وَعَنْ حُذَيْفَۃَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ (اَنَّ النَّبِيَّ صَلَّی اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ کَانَ يَنْھَی عَنِ النَّعْيِ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ وَالتِّرْمِذِيُّ وَحَسَّنَهُ
Dari Hudzaifah RA “Bahwasanya Nabi SAW pernah melarang mengumumkan kematian seseorang”.
Diriwayatkan oleh Ahmad dan Tirmidzi dan menghasankannya.
Hadis ini menerangkan bahwa Nabi SAW pernah melarang memberitakan kematian karena hal ini pernah dilakukan orang-orang jahililyah.
Hadis oleh Abi Hurairah RA
وَعَنْ أَبِيْ ھُرَيْرَۃَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّی اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَعَی النَّجَاشِيَّ فِيْ الْيَوْمِ الَّذِيْ مَاتَ فِيْهِ وَخَرَجَ بِھِمْ اِلَی الْمُصَلَّی فَصَفَّ بِھِمْ وَکَبَّرَ عَلَيْهِ أَرْبَعََا ) مُتَّفَقُُ عَلَيْهِ
Dari Abi Hurairah RA, Bahwasanya Nabi SAW memberitahu kernatian
Najasyi pada hari ia meninggal. Beliau keluar bersama para sahabat ke tempat shalat, lalu berbaris dengan mereka, dan bertakbir empat kali menshalati Najasyi.
(Muttafaq alaih)
Hadis ini menerangkan bahwa sunnah
memberitahu kepada keluarga, kerabat orang yang meninggal dan
orang yang ada hubungan dengannya, agar menghadiri jenazahnya,menshalati dan menguburnya. Hal ini dianjurkan dan tidak termasuk larangan memberitahu kematian.
Hadis oleh Ibnu Abbas RA
وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسِِ رَضِيَ اللهُ عَنْھُمْ قَالَ (سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّی اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : مَا مِنْ رَجُلِِ مُسْلمِِ يَمُوْتُ فَيَقُوْمُ عَلَی جَنَازَتِهِ أَرْبَعُوْنَ رَجُلاََ لاَ يُشْرِکُوْنَ بِاللهِ شَيْٸََا اِلاَّ شَفَّعَھُمُ اللهُ فِيْهِ) رَوَاهُ مُسْلِمُُ
Dari Ibnu Abbas RA, Beliau berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda : ” Tidak ada satupun orang muslim yang meninggal, lalu ada empat puluh orang
laki-laki menshalati jenazahnya dan mereka tidak menyekutukan Allah dengan apapun, kecuali Allah akan menerima syafaat mereka kepadanya (mayit itu).” (HR. Muslim)
Hadis ini menerangkan bahwa jika terdapat banyak
orang yang menshalati mayyit maka ampunan untuk orang yang telah meninggal dunia lebih
banyak dipanjatkan.
Hadis oleh Samurah bin Jundab RA
وَعَنْ سَمُرَۃَ بْنِ جُنْدَبِِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : (صَلَّيْتُ وَرَاأَ النَّبِيِّ صَلَّی اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَی امْرَأَۃِِ مَاتَتْ فِيْ نِفَاسِھَا فَقَامَ وَسْطَھَا ) مُتَّفَقُُ عَلَيْهِ
Dari Samurah bin Jundub RA, Beliau berkata: “Saya menshalati seorang
perempuan yang meninggal dunia saat nifas di belakang Nabi SAW, lalu berdiri
di bagian tengahnya. (Muttafaq Alaih)
Hadis ini menerangkan bahwa saat menshalati perempuan, Imam berdiri di tengahnya. Perempuan yang meninggal karena nifas bukan pertimbangan Imam berdiri di tengahnya.
Hadis oleh Aisyah RA
وَعَنْ عَاٸِشَۃَ رَضِيَ اللهُ عَنْھَا قَالَتْ : (وَاللهِ لَقَدْ صَلَّی رَسُوْلُ اللهِ صَلَّی اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَی ابْنَيْ بَيْضَاأَ فِيْ الْمَسْجِدِ ) رَوَاهُ مُسْلِمُُ
Dari Aisyah RA, Beliau berkata, ” Demi Allah! Sungguh Rasulullah SAW
menshalati dua putra Baidha’ di dalam masjid”. (HR. Muslim)
Hadis ini menerangkan bahwa Nabi Muhammad SAW menshalati dua putra Baidha di masjid. Hal ini diperbolehkan untuk menshalati mayat di masjid.
Hadis oleh Abdurrahman RA
وَعَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِيْ لَيْلَی رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : (کَانَ زَيْدُ بْنُ اَرْقَمَ يُکَبِّرُ عَلَی جَنَاٸزِنَا اَرْبَعََا , وَاِنَّهُ کَبَّرَ عَلَی جَنَازَۃِِ خَمْسََا, فَسَأَلْتُهُ, فَقَالَ : کَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّی اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُکَبِّرُھَا.رَوَاهُ مُسْلِمُُ وَلْأَرْبَعَۃُ.
Dari Abdurrahman bin Abu Laila RA, Beliau berkata: “Zaid bin Arqam
RA bertakbir empat kali saat menshalati seorang mayit diantara kami. Ia
bertakbir lima kali saat menshalati satu jenazah, lalu aku bertanya kepadanya. Ia manjawab, “Rasulullah SAW pernah bertakbir lima kali.”
(HR. Muslim dan
Empat lmam hadits)
Hadis ini menerangkan bahwa takbir dalam shalat jenazah berjumlah empat kali, tetapi Zaid bin Arqam bertakbir lima kali. Hal ini karena Rasulullah SAW pernah bertakbir lima kali.
Hadis oleh Jabir RA
وَعَنْ جَابِرِِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : (کَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّی اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُکَبِّرُ عَلَی جَنَاٸِزَنَا اَرْبَعََا, وَيَقْرَأُ بِفَاتِحَۃِ الْکِتَابِ فِيْ التَّکْبِيْرَۃِ الْأُوْلَی ) رَوَاهُ الشَّافِعِيُّ بِأِسْنَادِِ ضَعِيْفِِ .
Dari Jabir RA, Beliau berkata, “Dulu Rasulullah SAW bertakbir atas
para jenazah di antara kami sebanyak empat kali. Beliau membaca Al – Fatihah
pada takbir pertama.”
(HR. Asy-Syafi’i dengan sanad dhaif)
Hadis ini menerangkan bahwa Nabi SAW bertakbir shalat jenazah empat kali dan membaca Surat Al-Fatihah.
Hadis oleh Thalhah RA
وَعَنْ طَلْحَۃَ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَوْفِِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : (صَلَّيْتُ خَلْفَ بْنِ عَبَّاسِِ عَلَی جَنَازَۃِِ , فَقَرَأَ بِفَاتِحَۃِ الْکِتَابِ, فَقَالَ : لِيَعْلَمُوْا اَنَّھَا سُنَّۃُُ ) رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ
Dari Thalhah bin Abdullah bin Auf RA, Beliau berkata “Saya menshalati jenazah di belakang Ibnu Abbas, ia membaca Al Fatihah lalu ia mengatakan,
‘Ketahuilah bahwa itu Sunnah” (HR. Bukhari).
Hadis ini menerangkan bahwa Thalhah bin Abdullah menshalati jenazah di belakang Ibnu Abbas kemudian membaca Surat Al-Fatihah dan itu adalah sunnah.
Hadis oleh Auf bin Malik RA
وَعَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكِِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : (صَلَّی رَسُوْلُ اللهِ صَلَّی اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَی جَنَازَۃِِ, فَحَفِظْتُ مِنْ دُعَاٸِهِ : اَلَّھُمَّ اغْفِرْلَهُ, وَارْحَمْهُ, وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ, وَاَکْرِمْ نُزُلَهُ, وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ, وَاغْسِلْهُ بِالْمَاأِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ , وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا کَمَا يُنَقَّی الثَّوْبَ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ , وَاَبْدِلْهُ دَارََا خَيْرََا مِنْ أَھْلِهِ , وَأَدْخِلْهُ جَنَّۃَ وَقِهِ فِتْنَۃَ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ)
Dari Auf bin Malik RA, Beliau berkata : ( Rasulullah SAW pernah menshalati jenazah dan aku hafal doanya :” Ya Allah, ampunilah dia, sayangilah dia, selamatkanlah dia, dan maafkanlah dia, muliakanlah tempatnya, lapangkanlah
jalan masuknya, mandikanlah dia dengan air, salju, dan embun,
sucikanlah dia dari kesalahan-kesalahan, sebagaimana Engkau
membersihkan pakaian putih dari kotoran, gantilah tempat tinggalnya dengan yang lebih baik dari tempat tinggalnya, (gantilah)
keluarganya dengan keluarga yang lebih baik dari keluarganya, masukkanlah dia ke dalam surga, serta lindungilah dia dari fitnah
kubur dan siksa neraka’ .
Diriwayatkan oleh Muslim
Hadis di atas menerangkan bahwa Auf bin Malik melihat Rasulullah SAW menshalati jenazah dan Beliau hafal doanya.