Rangkuman Ngaji Bulughul Maram Oleh : DR KH. Fadlolan Musyaffa’ Lc.,MA. Ahad, 24 September 2023

Hadis oleh Ummi Salamah
وَعَنْ أُمِّ سَلَمَۃَ رَضِيَ اللهُ عَنْھَا قَالَتْ : دَخَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّی اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَی اَبِی سَلْمَۃَ وَقَدْ شَقَّ بَصَرُهُ فَأَغْمَضَهُ ثُمَّ قَالَ : اِنَّ الرُّوْحَ اِذَا قُبِضَ اِتَّبَعَهُ الْبَصَرُ , فَضَجَّ نَاسُُ مِنْ اَھْلِهِ , فَقَالَ : لاَ تَدْعُوْا عَلَی اَنْفُسِکُمْ اِلاَّ بِخَيْرِِ فَاِنَّ الْمَلاَٸِکَۃَ تُٸَومِّنُ عَلَی مَا تَقُوْلُوْنَ,ثُمَّ قَالَ : اَلَّلھُمَّ اغْفِرْ لِأَبِی سَلَمَۃَ وَارْفَعْ دَرَجَتَهُ فِی الْمَھْدِ يِّيْنَ, وَافْسَحْ لَهُ فِيْ قَبْرِهِ , وَنَوِّرْ لَهُ فِيْهِ , وَاخْلُفهُ فِيْ عَقِبِهِ ) رَوَاهُ مُسْلِمُُ.
Dari Ummu Salamah RA, Beliau berkata, ” Rasulullah SAW masuk menemui Abu Salamah dalam keadaan
pandangannya terbelalak. Maka beliau memejamkannya, kemudian beliau bersabda, ‘Sesungguhnya ruh apabila dicabut, ia akan
diikuti oleh pandangan mata.’ Maka orang-orang dari keluarganya berteriak. Beliau bersabda, ‘Janganlah kalian berdoa bagi
diri kalian, kecuali dengan kebaikan. Sesungguhnya malaikat akan mengamini apa yang kalian panjatkan.’ Kemudian beliau berdoa, ‘Ya Allah, ampunilah Abu Salamah dan naikkan derajatnya ditingkatan orang-orang yang mendapatkan petunjuk,
lapangkanlah kuburya, sinarilah dalam kubumrya, dan berilah pengganti baginya pada orang-orang yang dia tinggalkan’.”
Diriwayatkan oleh Muslim
Hadis ini menerangkan bahwa Rasulullah SAW menemui Abu Salamah yang sedang terbelalak matanya. Abu Salamah telah dicabut nyawanya. Maka Rasulullah SAW memejamkan matanya dan mendoakannya agar meninggal dalam keadaan husnul khotimah. Rasulullah SAW berpesan kepada keluarga Abu Salamah bahwa tidak boleh mendoakan kejelekan bagi orang muslim karena malaikat akan meng-amini doa tersebut.
Hadis oleh Aisyah RA
وَعَنْ عَاٸِشَۃَ رَضِيَ اللهُ عَنْھَا (اَنَّ النَّبِيَّ صَلَّی اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِيْنَ تُوُفِّيَ سُجِّيَ بِبُرْدِ حِبْرَۃِِ ( مُتَّفَقُُ عَلَيْهِ)
Dari Aisyah RA (Bahwasanya tatkala Nabi SAW meninggal, beliau ditutup dengan kain bergaris (dari Yaman).” Muttafaq ‘alaih.
Hadis ini menerangkan bahwa Nabi Muhammad SAW ketika wafat ditutupi dengan kain bergaris dari Yaman.
Hadis oleh Aisyah RA
وَعَنْھَا اَنَّ أَبَا بَکْرِِ الصِّدّيْقِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ (قَبَّلَ النَّبِيَّ صَلَّی اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ مَوْتِهِ) رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ.
Dari Aisyah RA, “Bahwasanya Abu Bakar Ash-Shididiq mencium Nabi SAW setelah beliau meninggal.”
Diriwayatkan oleh al-Bukhari
Hadis ini menerangkan bahwa Abu Bakar mencium Nabi Muhammad SAW setelah wafat. Abu Bakar adalah mertua dari Nabi Muhammad SAW.
Hadis oleh Abu Hurairah RA
وَعَنْ أَبِيْ ھُرَيْرَۃَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّی اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : (نَفْسُ الْمُٸْومِنِ مُعَلَّقَۃُُ بِدَيْنِهِ , حَتَّی يُقْضَی عَنْهُ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ وَالتِّرْمِذِيُّ وَحَسَّنَهُ.
Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Jiwa seorang mukmin tergantung disebabkan utangnya sampai dilunasi.”
Diriwayatkan oleh Ahmad dan at-Tirmidzi dan beliau menghasankannya.
Hadis ini menerangkan bahwa orang mukmin wajib melunasi hutangnya. Apabila telah wafat, maka pihak keluarga yang menanggungnya. Apabila keluarganya tidak sanggup, maka dibayarkan dari zakat yang dikumpulkan ke baitul mal.
Hadis oleh Ibnu Abbas RA
وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسِِ رَضِيَ اللهُ عَنْھُمَا اَنَّ النَّبِيِّ صَلَّی اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فِی الَّذِيْ سَقَطَ عَنْ رَاحِلَتِهِ فَمَاتَ : (اغْسِلُوْهُ بِمَاأِِ وَ سِدْرِِ وَکَفِّنُوْهُ فِيْ ثَوْبَيْنِ) مُتَّفَقُُ عَلَيْهِ.
Dari Ibnu Abbas RA, “Bahwasanya Nabi SAW bersabda tentang lelaki yang jatuh tersungkur dari hewan tunggangannya hingga meninggal, ‘Mandikanlah dia dengan air dan daun bidara, serta kafanilah dia dengan dua helai kain’.” Muttafaq ‘alaih
Hadis ini menjelaskan bahwa seorang laki-laki yang tersungkur dari hewan tunggangannya hingga ia meninggal. Nabi SAW memerintahkan kepada orang mukmin untuk memandikannya dengan air dan daun bidara, lalu ditutupi dengan dua helai kain kafan.
Hadis oleh Aisyah RA
وَعَنْ عَاٸِشَۃَ رَضِيَ اللهُ عَنْھَا قَالَتْ : لَمَّا اَرَادُوْا غُسْلَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّی اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالُوْا : (وَللهِ مَا نَدْرِيْ نُجَرِّدُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّی اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ کَمَا نُجَرِّدُ مَوْتَانَا, اَمْ لاَ الْحَدِيْثَ. رَوَاهُ أَحْمَدُ وَاَبُوْ دَاوُدَ .
Dari Aisyah RA, Beliau berkata, “Tatkala mereka (para sahabat) ingin memandikan Nabi SAW,
mereka berkata,
“Demi Allah, kami tidak tahu, apakah kita akan
menelanjangi Rasulullah SAW seperti kita menelanjangi orang-orang
yang meninggal diantara kita ataukah tidak?”
Diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Dawud.
Hadis ini menerangkan bahwa para sahabat sedang kebingungan saat akan memandikan jenazah Rasulullah SAW, apakah melepaskan pakaian Nabi atau membiarkan memandikanya dengan pakaian lengkap.
Hadis oleh Ummi Athiyyah RA
وَعَنْ اُمِّ عَطِيَّۃَ رَضِيَ اللهُ عَنْھَا قَالَتْ : (دَخَلَ عَلَيْنَا النَّبِيُّ صَلَّی اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ نُغَسِّلُ ابْنتَهُ فَقَالَ : اغْسِلْنَھَا ثَلاَثََا , اَوْ خَمْسََا, اَوْ أَکْثَرَ مِنْ ذَلِكَ اِنْ رَاَيْتُنَّ ذَلِكَ بِمَاأِِ وَ سِدْرِِ , وَاجْعَلْنَ فِيْ الْأَخِرَۃِ کَافُوْرََا اَوْ شَيْٸََا مِنْ کَافُوْرِ , فَلَمَّا فَرَغْنَا آذَنَّاهُ, فَاَلْقَا اِلَيْنَا حِقْوَهُ فَقَالَ: اَشْعِرْنَھَا اِيَّاهُ ) مُتَّفَقُُ عَلَيْهِ, وَفِيْ رِوَايَۃِِ (ابدَأْنَ بِمَيَامِنِھَا وَمَاضِعِ الْوُضُوأِ مِنْھَا ) وَفِيْ لَفْظِِ لِلْبُخَارِيِّ : ( فَضَفَرْنَا شَعْرَھَا ثَلاَثَۃَ قُرُوْنِِ فَاَلْقَيْنَاھَا خَلْفَھَا)
Dari Ummu Athiyah RA, beliau berkata, “Nabi SAW masuk menemui kami saat kami sedang memandikan putrinya, lalu beliau bersabda,
“Mandikanlah ia tiga kali,
lima kali atau lebih dari itu jika kalian menganggapnya perlu, dengan air dan daun bidara. Dan jadikan pada tuangan terakhir
kapur barus atau sedikit dari kapur barus. [Lalu apabila kalian telah selesai, beritahulah aku]. Setelah kami selesai, kami
memberitahu beliau, maka beliau menyodorkan kain sarungnya seraya bersabda, “Bungkuslah dirinya dengannya’
.” Muttafaq ‘alaih.
Dalam riwayat lain,
“Mulailah dengan bagian tubuh kanannya dan anggota wudhunya”
Dalam satu lafazh al-Bukhari, “Maka kami mengikat rambutnya tiga ikatan dan kami julurkan ke belakangnya”
Hadis ini menjelaskan bahwa Nabi SAW memerintahkan kepada Ummu Athiyah dan sahabat wanita lain untuk memandikan putri Nabi SAW dengan tiga kali atau lima kali atau lebih dari itu dengan air dan daun bidara. Kemudian Nabi SAW memberikan sarungnya kepada Ummu Athiyah untuk menutupi tubuh putrinya.
Hadis oleh Aisyah RA
وَعَنْ عَاٸِشَۃَ رَضِيَ اللهُ عَنْھَا قَالَتْ : (کُفِّنَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّی اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْ ثَلاَثَۃِ أَبْوَابِِ بِيْضِِ سَحُوْلِيَّۃِِ مِنْ کُرْسُفِِ , لَيْسَ فِيْھَا قَمِيْصُُ وَلاَ عِمَامَۃُُ) مُتَّفَقُُ عَلَيْهِ
Dan dari Aisyah RA, beliau berkata, “Rasulullah SAW dikafani dengan tiga helai kain putih bersih
yang terbuat dari kapas, tanpa (dipakaikan) baju ataupun surban” Muttafaq ‘alaih
Hadis ini menerangkan bahwa Rasulullah SAW saat telah wafat, Beliau dikafani dengan tiga helai kain kafan putih bersih yang berasal dari kapas tanpa dipakaikan baju/surban.