Peringati HUT RI Ke-78 Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan Gelar Acara Khotmil Quran, Mujahadah, Doa Untuk Para Pahlawan Kemrdekaan, Keselamatan Bangsa, Upacara Pengibaran Sang Saka Merah Putih
Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan memperingati Hari Kemerdekaan RI Ke-78 dengan menggelar doa keselamatan bangsa untuk para pahlawan yang telah gugur berjuang memerdikakan bangsa, mempertahankan dan megisi kemerdekaan yang digelar Masjid Raudhatul Jannah pada pukul 08.00 dipimpin langsung oleh Pengasuh Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan, DR KH. Fadlolan Musyaffa’ Lc., MA.
Pukul 09.15 dilanjutkan Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan RI Ke-78 Tahun di halaman Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan. Tepat pada pukul 10.00 WIB segenap peserta upacara menyanyikan mars Ya Lal Wathon dan disambung dengan sirene dan dimeriahkan parade mrecon menandakan peristiwa detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI.
Para santri sangat antusias dan bersemangat mengikuti Upacara HUT RI Ke-78 Tahun yang merupakan salah satu bentuk bela negara yang dapat dilakukan oleh pelajar. Dalam Upacara HUT RI Ke- 78, Kyai kami, DR KH Fadlolan Musyaffa’ Lc., MA. memberi sepatah kata mutiara bagi para santri bahwa “Negara kita tidak akan pernah merdeka, apabila kemerdekaan itu diberikan dari penjajah. Karena telah menjadi keputusan Konfensi Vina (sebelum berdiri PBB) Apabila kemerdekan di diberikan, makan negara tersebut harus membayar mengembalikan biaya kepada negara yang pernah menjajahnya. Seakan-akan negara ibu belum merdeka. Oleh sebab itu maka kemerdekan harus kita perjuangkan melawan penjajah sekaipun dengan perang dan tumpah darah”. Kini tugas kita sebagai santri tinggal menjaga dan mengisinya kemerdekaan.
Kyai kami mengurai sejarah mengapa pejajahan Belanda sepanjang 320 tahun lamanya tidak ada perlawanan rakyat yang bisa mengalahkan Belanda, karena rakyat nusantara belum bersatu padu bersama dalam melawan Belanda, karena memang belum meliki alat pemersatu. Kemudian dilanjutkan uraian asal-usul dipilihnya Bendera Sang Pusaka Merah Putih adalah berawal dari istikharah yang dilakulan oleh beberapa ulama yang atas undangan dari Habib Husein bin Abu Bakar Alaidrus al-Tarimy dari Yaman dalam mecari warna Bendera. Dalam istikharah 3 kali terdapat isyarat hadis dari kitab Shahih Muslim yang berbunyi: “Berkata Rasulullah SAW. Bahwa Allah SWT memperlihatkan kepadaku bumi timurnya dan baratnya, lalu memberikan kepadaku dua pusaka berwarna merah dan putih”.
Dari hadis inilah para kyai dan ulama sepakat warna Bendera Sang Pusaka Warnanya Merah Putih. Lalu disosialisasikan keseluruh penjuru nusantara denga tradisi bubur merah putih dalam setiap mumen hajatan dan selamatan.
Kyai kami juga menceritakan proses terjadinya Teks Proklamasi Kemerdekaan Negara RI oleh Soekarno Hatta, dari rencana di Rengas Dengklok, rapat, pengetikan, hingga dibacakan di Jl Pegangsaan Timur No 56 pada tgl 16 Agustus 1945 dan dibaca ulang deklarasi pada tanggal 17 Agustus 1945.
Kemudian acara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Kyai kami, DR KH. Fadlolan Musyaffa’ Lc., MA. Dilanjutkan foto bersama dan makan lesehan bersama Abah Yai dan Ibu Nyai Pengasuh Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan.
Semoga dengan terlaksananta rangkaian acara ini kita dapat meneladani dan menjadi penerus perjuangan bangsa untuk meraih Indonesia yang baldatun thoyyibatun warabbun ghafur Allahumma Aamiin.