Rangkuman Kitab Bulughul Maram: Hadist 288-293 BAB: Shalat Tathawwu’
Rangkuman Pengaosan Kitab Bulughul Maram Karangan Ibnu Hajar Al-Asqolani Oleh DR. KH. Fadlolan Musyaffa’ Lc.,MA.
Ahad, 22 Januari 2023
BAB: Shalat Tathawwu’
Hadist 288 oleh Abdullah Mughoffal al-Muzanny ra
وَعَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ مُغَفَّلٍ الْمُزَنِيِّ رضي الله عنه عَنْ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ : ( صَلُّوا قَبْلَ اَلْمَغْرِبِ , صَلُّوا قَبْلَ اَلْمَغْرِبِ ” ثُمَّ قَالَ فِي اَلثَّالِثَةِ : ” لِمَنْ شَاءَ ” كَرَاهِيَةَ أَنْ يَتَّخِذَهَا اَلنَّاسُ سُنَّةً ) رَوَاهُ ااَلْبُخَارِيّ
وَلِمُسْلِمٍ عَنْ أَنَسٍ] قَالَ [ : ( كُنَّا نُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ بَعْدَ غُرُوبِ اَلشَّمْسِ , فَكَانَ صلى الله عليه وسلم يَرَانَا , فَلَمْ يَأْمُرْنَا وَلَمْ يَنْهَانَا )
Dari Abdullah Mughoffal al-Muzanny ra bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Shalatlah sebelum maghrib, shalatlah sebelum maghrib.” Kemudian Beliau bersabda pada yang ketiga: “Bagi siapa yang mau,” Karena beliau takut orang-orang akan menjadikannya sunnah.” HR. Bukhari.
Hadist diatas menjelaskan akan perintah Rasulullah SAW untuk melaksanakan 2 raka’at sebelum shalat maghrib, kemudian Beliau berkata bagi siapa yang mau, yang dapat diartikan bahwa shalat ini tidak wajib, dan tidak juga dilarang.
Dijelaskan juga dalam riwayat Muslim, bahwa Ibnu Abbas berkata: ” Kami pernah sholat dua rakaat setelah matahari terbenam dan Nabi Muhammad SAW melihat kami, Beliau tidak memerintahkan dan tidak pula melarang kami.”
Dapat diartikan bahwa melaksanakan 2 rakaat setelah shalat maghrib diperbolehkan, dan Rasulullah SAW menganjurkan untuk melaksanakan shalat tersebut dan tidak juga mewajibkan untuk melakukannya.
Hadist 288 oleh ‘Aisyah ra
وَعَنْ عَائِشَةَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا- قَالَتْ : ( كَانَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يُخَفِّفُ اَلرَّكْعَتَيْنِ اَللَّتَيْنِ قَبْلَ صَلَاةِ اَلصُّبْحِ ، حَتَّى إِنِّي أَقُولُ : أَقَرَأَ بِأُمِّ اَلْكِتَابِ؟ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
‘Aisyah ra berkata: Nabi Muhammad SAW meringkaskan dua rakaat sebelum sholat Shubuh sampai aku bertanya: Apakah beliau membaca Ummul Kitab (al-Fatihah)?” HR. Muttafaq Alaihi.
Hadist 289 oleh Abu Hurairah ra
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ-رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُ- : ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَرَأَ فِي رَكْعَتَيْ اَلْفَجْرِ : ( قُلْ يَا أَيُّهَا اَلْكَافِرُونَ ) و : ( قُلْ هُوَ اَللَّهُ أَحَدٌ ) ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari Abu Hurairah ra bahwa Nabi Muhammad SAW ketika melaksanakan shalat dua rakaat fajar membaca surat Al-Kafirun (Qul yaa ayyuhal kaafiruun) dan Al-Ikhlas (Qul Huwallaahu Ahad). HR. Muslim.
Hadist 290 oleh Abu Hurairah ra
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ اَلرَّكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلَاةِ اَلصُّبْحِ , فَلْيَضْطَجِعْ عَلَى جَنْبِهِ اَلْأَيْمَنِ ) رَوَاهُ وَصَحَّحَهُ
Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah
SAW bersabda: “Apabila seorang di antara kamu selesai sholat dua rakaat sebelum sholat Shubuh, hendaknya ia berbaring atas sisinya yang kanan.” HR. Shahih
Maksud dari hadist diatas adalah apabila seseorang setelah melaksanakan shalat 2 rakaat sebelum subuh, sembari menunggu adzan subuh, hendaknya berbaring diatas lambung sebelah kanan atau seperti posisi mayit diatas liang lahat.
Hadist 291 oleh Ibnu Umar ra
وَعَنْ اِبْنِ عُمَرَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( صَلَاةُ اَللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى , فَإِذَا خَشِيَ أَحَدُكُمْ اَلصُّبْحِ صَلَّى رَكْعَةً وَاحِدَةً , تُوتِرُ لَهُ مَا قَدْ صَلَّى ) مُتَّفَقٌ ععَلَيْه
Dari Ibnu Umar ra bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sholat malam itu dua dua, maka bila seorang di antara kamu takut telah datang waktu Shubuh hendaknya ia sholat satu rakaat (shalat witir) untuk mengganjilkan sholat yang telah ia lakukan.” HR. Muttafaq Alaihi.
Hadist 292 oleh Abu Hurairah ra
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( أَفْضَلُ اَلصَّلَاةِ بَعْدَ اَلْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اَللَّيْلِ ) أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ
Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sholat yang paling utama setelah shalat fardhu ialah sholat malam.” HR. Muslim.
Maksud dari hadist diatas adalah shalat malam (shalat tahajud) adalah shalat yang sangat diutamakan untuk dilakukan setelah selesai melaksanakan shalat fardhu.
Hadist 293 oleh Ayyub al-Anshory
وَعَنْ أَبِي أَيُّوبَ اَلْأَنْصَارِيِّ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : ( اَلْوِتْرُ حَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ , مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِخَمْسٍ فَلْيَفْعَلْ , وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِثَلَاثٍ فَلْيَفْعَلْ , وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِوَاحِدَةٍ فَلْيَفْعَلْ ) رَوَاهُ اَلْأَرْبَعَةُ إِلَّا اَلتِّرْمِذِيَّ , وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ , وَرَجَّحَ النَّسَائِيُّ وَقْفَهُ
Dari Ayyub al-Anshory bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Witir itu hak bagi setiap muslim. Barangsiapa senang sholat witir lima rakaat hendaknya ia kerjakan, barangsiapa senang sholat witir tiga rakaat hendaknya ia kerjakan, barangsiapa senang sholat witir satu rakaat hendaknya ia kerjakan.” HR. Imam Empat kecuali Tirmidzi. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan mauquf menurut Nasa’i.
والله أعلم باالصواب