SEKILAS INFO
  • 2 tahun yang lalu / Penerimaan Peserta Didik Baru
  • 3 tahun yang lalu / Selamat Datang di Website Resmi Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan
WAKTU :

Tahun ke Tujuh Hijrah

Terbit 9 April 2022 | Oleh : Team Mdc | Kategori : Pasanan
Tahun ke Tujuh Hijrah
Rangkuman Ngaji Khulasoh Nurul Yaqin
Jilid 2
Sabtu, 9 April 2022
Oleh : Gus Ahmad Syauqi Istiqlaly
=================================
بسم الله الرحمن الرحيم
BAB: TAHUN KETUJUH HIJRAH
Dalam tahun ke tujuh hijrah terjadilah perang khaibar dan perang wadil-qura’
1. Rasulullah SAW berangkat ke khaibar untuk memerangi penduduk nya yaitu golongan yahudi dari golongan suku nadhir termasuk suku musyrik yang menakut-nakuti orang islam dengan membawa kabar bohong dan menentang dalam perang khandaq (ahzab).
2. Setelah kaum muslim sampai di benteng khaibar mereka melakukan takbir dan berdo’a dengan suara yang menggemparkan orang-orang khaibar. Karena demikian Rasulullah SAW bersabda kepada mereka: ” Janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam berdoa karena kamu tidak berdoa kepada Tuhan yang tuli dan ghaib, tetapi kamu berdoa kepada tuhan yang Maha Dekat dan Maha Mendengar ”.
3. Untuk meraih kemenangan, kaum muslim memotong pohon-pohon kurma milik kaum yahudi dan mengepung mereka selama 6 hari agar mereka mau menyerah.
4. Dalam hari ketujuh, Rasulullah SAW memberikan dan menyerahkan bendera kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib untuk memimpin penyerbuan ke khaibar. Sebelum menerima tugas memimpin itu, ia menderita sakit mata tetapi setelah Beliau menyemburkan ludahnya pada ke dua matanya, seketika itu sakitnya di sembuhkan oleh Allah SWT seolah-olah tidak pernah sakit .
5. Perang ini berjalan atas pimpinan Sayyidina Ali, tentara islam terus menyerbu sesuai komando Sayyidina Ali hingga mencapai kemenangan dan menguasai seluruh khaibar. Banyak harta rampasan yang di dapat mereka diantaranya ada beberapa tempat yang dibuat dari pada tembaga dan tembikar (porselin). Rasulullah SAW bersabda kepada mereka: ”Cucilah tempat tempat itu, lalu pakailah untuk memasak makanan”.
BAB: PENAKLUKAN FADAK , PERDAMAIAN TAIAMA’ DAN PEPERANGAN WADI-QURA
1. Sesudah penaklukan khaibar Rasulullah SAW minta agar kaum yahudi mengadakan perjanjian dengan Rasulullah SAW untuk menghindarkan pertumpahan darah dan melindungi hartanya.
2. Setelah kaum yahudi di taima mendengar atas kekalahan suku yahudi di khaibar, mereka mengadakan perjanjian berdamai dengan Rasulullah SAW untuk membayar pajak kepada pemerintah Islam hingga mereka hidup dalam negeri dengan aman dan tentram.
3. Rasulullah SAW mengajak agar kaum yahudi wadil-qura menyerah dan tunduk pada pemerintah Islam namun permintaan Beliau ditolak bahkan mereka memerangi kaum muslim.
4. Kaum Muslim terpaksa mengangkat senjata dan memerangi mereka, banyak harta rampasan yang di dapat. Rasulullah SAW mengembalikan ladang-ladang mereka dengan syarat mereka harus menyerahkan 50 % dari hasil buminya untuk kepentingan negara.
5. Dengan kekalahan kaum yahudi umat Islam merasa aman dari gangguan mereka hingga mereka kembali ke Madinah dengan membawa kemenangan yang gemilang.
BAB: UMRAH QADHA’
1. Tanggal satu bulan dzulqa’dah adalah tahun ketujuh hijrah , Rasulullah SAW dengan beberapa sahabatnya pergi ke mekkah untuk beribadah umrah namun dihalangi oleh kaum musyrik quraisy
2. Karena Rasulullah SAW takut akan penghianatan kaum quraisy maka terpaksa rombongan Beliau pergi ke Mekkah dengan membawa senjata.
3. Kaum quraisy mengetahui kedatangan Rasulullah SAW di marrizh-zhahran, mereka takut lagi khawatir Beliau datang untuk menaklukan mekkah. Kemudian mereka mengutus beberapa orang pemuda untuk menghadap beliau.
4. Kemudian para pemuda yang menghadap ke Rasulullah SAW berkata pada Beliau:” Hai Muhammad! kami belum pernah mendengar tuan berkhianat baik pada soal yang kecil maupun yang besar. Sesungguhnya kami datang menghadap tuan bukan untuk berperang”. Kemudian Beliau memberi tahu kepada mereka bahwa maksud kedatangan Beliau ke Mekkah untuk beribadah umrah tidak untuk memerangi kaum quraisy,
5. Akan tetapi sebelum rombongan Beliau masuk ke Mekkah, kaum musyrik meninggalkan negeri itu karena tak suka dan tak sudi melihat kaum muslim berthawaf di Masjidil Haram.
6. Kaum muslim masuk Mekkah dengan membawa senjata dan dalam keadaan aman. Setelah mereka melakukan thawaf dan sa’i mereka menggunting dan mencukur rambutnya sebagai tanda telah melakukan ibadah umrah. Kemudian mereka kembali ke Madinah setelah tiga hari berada di Mekkah.
BAB: BEBERAPA PERISTIWA (KEJADIAN)
1. Seorang wanita yahudi bernama: Zainab binti Harist, memberi sepotong paha kambing yang beracun kepada Rasulullah SAW. Beliau mengambil sepotong daging tersebut lalu dimakannya, akan tetapi kemudian dimuntahkan kembali setelah di beri tahu bahwa daging itu beracun, ada sahabat beliau meninggal dunia akibat makan daging yang beracun tadi. Untuk menghilangka bekas racun tersebut, Beliau berobat dengan bekam (mengeluarkan darah). Setelah itu Beliau bertanya kepada Wanita tersebut: “Apa maksud dari perbuatan yang dilakukan?” kemudian perempuan itu menjawab: ”saya berbuat demikian karena saya ingin membuktikan apakah benar muhammad adalah seorang nabi, apabila benar tentu perbuatan saya tidak akan membahayakan, tetapi apabila Beliau seorang Nabi yang palsu, saya mengharap agar Tuhan melepaskan kita dari kejahatan itu.” Setelah mendengar penjelasana wanita tersebut, maka Beliau memaafkannya.
2. Setelah penaklukan khaibar usai, Rasulullah SAW menikah dengan Shafiyyah putri Huyyayin yaitu seorang anak kepala suku bani nadhir yang telah tertawan kemudian masuk islam.
3. Ketika Beliau berada di khaibar, Beliau melarang pengikutnya nikah sementara yakni nikah dengan batas waktu tertentu. Dan Beliau melarang umatnya untuk memakan daging khimar (keledai) yang di pelihara.
4. Ditahun ini juga terdapat tiga orang jenderal quraisy yang terkenal telah masuk islam diantaranya yaitu: Khalid bin walid, ‘Amr bin ash, dan Utsman bin abi thalhah.
5. Dan di tahun ini, Beliau mengirimkan pasukan sariyyah (yakni peperangan yang beliau sendiri tidak mengikuti) untuk memerangi bani murrah hingga banyaklah dari pihak musuh yang terbunuh dan banyak juga yang tertawan. Ditengah-tengah pertempuran itu , sahabat usamah berhadapan muka dan berkelahi dengan seorang musuh tetapi setelah musuh-musuh merasa akan terbunuh, lalu dia segera mengucapkan syahadat. Usamah menyangka bahwa dia mengucapkan syahadat itu bukan karena bertaubat melainkan untuk melindungi dirinya agar tidak dibunuh, hingga akhirnya usamah terpaksa membunuhnya. Setelah itu usamah memberitahukan pada Rasulullah SAW dan bersabda: “Apakah engkau membunuh sesudah orang itu mengucap (lailahailallah)?” karena itu usamah lalu di perintahkan memerdekakan seorang budak untuk menanggung kesalahan yang telah dilakukannya.
6. Ditahun ini, Beliau menikah dengan Maimunah binti Haritsah al-hilaliyyah, yaitu bekas istri pamannya Hamzah bin Abdul Mutholib dan inilah istri beliau yang terakhir. Akan tetapi Beliau tidak berkumpul dengannya kecuali setelah keluar dari makkah.
والله أعلم بالصواب
SebelumnyaWasiat ke 22-32 SesudahnyaTata Cara Wudlu dan Tayamum dalam Al-Qur'an

Berita Lainnya

0 Komentar

Lainnya