=================================

بسم الله الرحمن الرحيم

Hendaknya seseorang meninggalkan perbuatan buruk dan menambah perbuatan baik kepada orang lain.

Seperti dalam syair:

تَنَحَّ عَنِ القَبِيْحِ وَ لاَ تُرِدْهُ # وَمَنْ اَوْلَيْتَهُ حَسَنًا فَزِدْهُ

Menyingkirlah kamu dari perbuatan buruk, dan janganlah menghendaki untuk berbuat baik. Jika kamu telah dapat berbuat baik kepada orang lain maka tambahlah kebaikan itu.

سَتُكْفٰى مِنْ عَدُوِّكَ كَيْدٍ # اِذَا كَادَ العَدُوُّ فَلاَ تَكِدْهُ

Allah akan mencukupi kamu (melindungimu) dari usaha buruk musuhmu, maka jika musuhmu berbuat buruk kepadamu, janganlah kamu membalasnya dengan keburukan.

Dan syair dari Syekh Umaid Abdul Fath Al-Busatu rahimahullah:

ذُ العَقْلِ لاَ يَسْلَمُ مِنْ جَاهِلٍ # يَسُوْمُهُ ظُلْمًا وَ اِعْنَاتًا

Orang yang berakal (orang yang pintar) tidak akan selamat dari godaan orang bodoh yang sengaja membuat kezaliman.

فَلْيَحْتَرٍ السِّلْمَ عَلَى حَرْبِهِ # وَ لَيَلْزَمِ الِنْصَاتَ اِنْ صَاتَا

Maka dari itu, orang yang berakal (orang yang pandai) hendaklah mengalah (memilih damai) karena orang bodoh tidak perlu dilawan. Jika orang bodoh itu menyerang, maka tetaplah diam dan tidak perlu dibalas.

Hendaknya seorang yang mencari ilmu dalam setiap waktunya dipergunakan untuk mencari faedahnya ilmu agar dapat memperoleh ilmu yang sempurna.

Termasuk salah satu cara agar mendapatkan faedah dari ilmu yaitu dengan membawa alat tulis (pulpen dan buku) disetiap ada waktu dan kesempatan untuk mencatat segala sesuatu yang didengar yang berhubungan dengan faedah ilmu.

Dikatakan:

وَقِيْلَ : مَنْ حَفِظَ فَرَّ وَمَنْ كَتَبَ شَئْاً قَرَّ

“Barangsiapa yang menghafal akan hilang, dan barangsiapa yang menulis akan abadi”.

Barangsiapa yang pernah mendengar dan hafal sesuatu tentang ilmu, namun karena lupa maka ilmu yang pernah didengarnya akan hilang. Tetapi jika ilmu yang kita dengar dicatat (ditulis), maka akan tetap tersimpan dan tidak akan lupa.

-والله أعلم بالصواب