SEKILAS INFO
  • 2 tahun yang lalu / Penerimaan Peserta Didik Baru
  • 3 tahun yang lalu / Selamat Datang di Website Resmi Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan
WAKTU :

Rangkuman Tafsir Jajalain Surat An-Nisa: 132-135

Terbit 26 Desember 2021 | Oleh : Admin | Kategori : Tafsir
Rangkuman Tafsir Jajalain Surat An-Nisa: 132-135

Kajian Tafsir Jalalain | An-Nisa: 132-135 | DR. K.H. Fadlolan Musyaffa’, Lc., MA. | 26 Desember 2021

-Surat An-Nisa’, Ayat 132
وَلِلَّهِ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِي ٱلۡأَرۡضِۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ وَكِيلًا

Artinya: “Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Cukuplah Allah sebagai pemeliharanya”.

Firman Allah SWT yang berbunyi “Dan kepunyaan Allahlah apa yang terdapat di langit dan apa yang terdapat di bumi” sebenarnya sudah ada dalam ayat sebelumnya, namun diulang lagi dalam ayat ini untuk memperkuat kewajiban manusia supaya bertakwa karena kepunyaan disini maksudnya adalah kepunyaan dalam hal penciptaan, pemeliharaan dan hak untuk disembah walaupun sebenarnya Allah SWT tidak membutuhkan iman, taqwa ataupun ibadah manusia.

-Surat An-Nisa’, Ayat 133
إِن يَشَأۡ يُذۡهِبۡكُمۡ أَيُّهَا ٱلنَّاسُ وَيَأۡتِ بِـَٔاخَرِينَۚ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلَىٰ ذَٰلِكَ قَدِيرٗا

Artinya: “Kalau Allah menghendaki, niscaya dimusnahkan-Nya kamu semua wahai manusia! Kemudian Dia datangkan (umat) yang lain (sebagai penggantimu). Dan Allah Mahakuasa berbuat demikian”.

-Surat An-Nisa’, Ayat 134
مَّن كَانَ يُرِيدُ ثَوَابَ ٱلدُّنۡيَا فَعِندَ ٱللَّهِ ثَوَابُ ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأٓخِرَةِۚ وَكَانَ ٱللَّهُ سَمِيعَۢا بَصِيرٗا

Artinya: “Barangsiapa menghendaki pahala di dunia maka ketahuilah bahwa di sisi Allah ada pahala dunia dan akhirat. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Melihat”.

Siapa yang menginginkan dengan amal perbuatannya pahala dunia, maka di sisi Allah SWT sebenarnya tersedia pahala dunia dan akhirat. Lalu mengapa seseorang di antara kalian mencari yang paling rendah di antara keduanya, dan kenapa tidak mencari yang lebih tinggi saja? Maka mintalah sesuatu yang tidak akan kalian temui kecuali hanya pada Zat Yang Maha Kaya (Allah SWT) saja.

Maksudnya disisi Allah SWT terdapat pahala dunia dan akhirat, lalu untuk apa hanya meminta pahala dunia saja? Padahal ketika meminta pahala akhirat, dunia juga pasti akan mengikuti. Yang perlu digarisbawahi juga adalah bahwa pahala ini diperuntukkan bagi orang yang menginginkannya, dan bukan untuk umumnya manusia (maksudnya adalah yang mau berdoa dan meminta kepada-Nya, oleh karena itu ketika berdoa hendaknya diperinci).

-Surat An-Nisa’, Ayat 135
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُونُواْ قَوَّٰمِينَ بِٱلۡقِسۡطِ شُهَدَآءَ لِلَّهِ وَلَوۡ عَلَىٰٓ أَنفُسِكُمۡ أَوِ ٱلۡوَٰلِدَيۡنِ وَٱلۡأَقۡرَبِينَۚ إِن يَكُنۡ غَنِيًّا أَوۡ فَقِيرٗا فَٱللَّهُ أَوۡلَىٰ بِهِمَاۖ فَلَا تَتَّبِعُواْ ٱلۡهَوَىٰٓ أَن تَعۡدِلُواْۚ وَإِن تَلۡوُۥٓاْ أَوۡ تُعۡرِضُواْ فَإِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِيرٗا

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatan (kebaikannya). Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka ketahuilah Allah Mahateliti terhadap segala apa yang kamu kerjakan”.

Firman Allah SWT ini menegaskan agar manusia berbuat adil dalam hal penetapan hukum walaupun dengan kerabat dekat sekalipun. Manusia juga dilarang untuk pilih kasih dan mengikuti hawa nafsu sehingga mengutamakan orang kaya untuk mencari muka ataupun lebih memihak si miskin karena merasa kasihan padanya sehingga penetapan hukum itu menjadi tidak adil dan menyeleweng dari kebenaran. Dan jika manusia mengubah atau memutarbalikkan kesaksian atau berpaling (enggan untuk memberikan kesaksian) maka sesungguhnya Allah SWT Maha Mengetahui apa yang manusia kerjakan dan Allah SWT pasti akan membalas setiap yang dikerjakan oleh umat manusia.

Wallahu a’lam bis shawab..
============

SebelumnyaSelamat dan Sukses atas terpilihnya K.H. Miftachul Akhyar sebagai Rais A'am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama masa khidmat 2021-2026 SesudahnyaPondok Pesantren Fadhlul Fadhlan (Pesantren Bilingual Karakter Salaf) adakan Kampanye Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bersama Promotor Kesehatan Puskesmas Mijen

Berita Lainnya

0 Komentar

Lainnya