Penjelasan Bait ke15,16,17,18 & 19 dari Kitab Nur Azh-Zhalam (Syarh Aqidatul Awam)

Rangkuman Ngaji Pasanan
Kitab Nur Azh-Zhalam (Syarh Aqidatul Awam)
Karya Syaikh Nawawi al-Bantani
Oleh DR. K.H. Fadlolan Musyaffa’, Lc., MA.
27 April 2021/ 15 Ramadan 1442
تـَفْصِيْلُ خمَْسَةٍ وَعِشْرِيْنَ لَزِمْ كُلَّ مُكَلَّفٍ فَحَقِّقْ وَاغْتَنِم
NAZHAM KELIMA BELAS [15]
Wajib bagi setiap mukallaf mengetahui para rasul yang berjumlah 25. * Yakinilah dan ketahuilah!
Mengimani Nabi Maksud nadzom di atas adalah bahwa diwajibkan bagi setiap mukallaf mengetahui rincian 25 rasul. Pengertian lafadz ‘لزم ‘adalah sama seperti arti lafadz ‘وجب ‘dan ‘فرض ‘yang berarti wajib. Perkataan Syeh Ahmad Marzuki ‘كل ‘adalah maf’ul bih dari lafadz ‘لزم ‘karena lafadz ‘لزم ‘ketika berarti wajib maka ia adalah fi’il yang muta’adi atau membutuhkan maf’ul bih. Adapun lafadz ‘لزم ‘ketika berarti lafadz ‘ثبت ‘atau tetap dan ‘دام ‘atau terus menerus maka dihukumi sebagai fi’il yang qoshir atau tidak memiliki maf’ul bih. Perkataannya ‘فحقق ‘berarti yakinilah para rasul yang berjumlah 25. Perkataannya ‘واغتنم ‘berarti carilah ketahuilah jumlah mereka! Ketahuilah! Sesungguhnya keterangan yang telah disebutkan oleh Syeh Ahmad Marzuki berbeda dengan keterangan yang disebutkan oleh Syeh Suhaimi dalam kitabnya yang berjudul al-Muqtada dimana keterangannya akan dijelaskan sebentar lagi insya Allah. Syeh Suhaimi berkata, “Diwajibkan bagi setiap mukmin untuk mengetahui dan mengajarkan kepada anak-anaknya, istrinya, dan para pelayannya, nama-nama para rasul yang disebutkan dalam al-Quran agar mereka mengimani mereka, membenarkan mereka semua secara rinci, dan tidak menganggap kalau hal yang wajib bagi mereka adalah hanya mengimani pemimpin kita, Muhammad, karena mengimani seluruh para nabi, baik mereka yang disebutkan dalam al-Quran atau tidak disebutkan, adalah wajib bagi setiap mukallaf. Mereka yang disebutkan dalam al-Quran adalah 26 atau 25. Saya telah menadzomkannya dengan bentuk nadzom berpola bahar basith. Saya berkata:
أَسمَْاءُ رُسْلٍ بِقُرْآنٍ عَلَيْكَ تجَِبْ ** كآدَم زَكَرِيَّا بـَعْدَ يـُوْنُسِ هِمْ
نـُوْحٍ وَإِدْرِيْسَ اِبـْرَاهِيْمَ وَالْيَسَعِ ** اِسْحَقٍ يـَعْقُوْبَ اِسمَْاعِيْلَ صَالحِِهِمْ
أَيـُّوْبَ هَرُوْنَ مُوْسَى مَعْ شُعَيْبِهِمْ ** دَاوُدَ هُوْدٍ عُزَيْرٍ ثمَُّ يـُوْسُفِهِمْ
لُوْطٍ وَإِلْيَاسَ ذِى اْلكِ فْلِ أَوْ اِتحََّدَا ** يحَْيىَ سُلَيْمَانَ عِيْسَى مَعْ محَُمَّدِهِم
Wajib bagimu mengetahui para rasul yang disebutkan dalam al-Quran, * seperti Adam, Zakaria, Yunus Nuh, Idris, Ibrahim, Yasak, * Ishak, Yakqub, Ismail, Ismail, Sholih
Ayub, Harun, Musa, Syuaib, * Daud, Hud, Uzair, Yusuf
Lut, Ilyas atau Dzulkifli, * Yahya, Sulaiman, Isa, Muhammad.
Pengertian lafadz ‘اتحدا أو ‘dalam nazham adalah bahwa yang dimaksud dengan Dzulkifli adalah Ilyas menurut satu pendapat. Pendapat lain mengatakan bahwa Dzulkifli adalah Yasak. Pendapat lain mengatakan bahwa Dzulkifli adalah Zakaria. Pendapat lain mengatakan bahwa Dzulkifli adalah Huzkail bin Ajuuz karena sebelum melahirkannya, ibunya sudah ajuuz atau tua. Kemudian ibunya meminta kepada Allah seorang anak di masa tuanya. Kemudian Allah memberikannya nikmat anak yang bernama Huzkail.” Syeh Jalal al-Mahalli mengatakan bahwa alasan mengapa Dzulkifli dipanggil dengan nama Dzulkifli adalah karena ia takaffala atau sanggup berpuasa di waktu-waktu siangnya dan beribadah di seluruh waktu-waktu malamnya.
b. Tidak Perlu Membatasi Jumlah Rasul dan Nabi Syeh al-Baijuri berkata, “Pendapat yang shohih mengenai para nabi dan para rasul adalah tidak perlu membatasi mereka dengan jumlah tertentu karena terkadang apabila mereka dibatasi dengan jumlah tertentu maka dapat mengakibatkan penetapan sifat kenabian atau kerasulan kepada orang yang salah pada kenyataannya atau menafikan sifat kenabian atau kerasulan dari orang yang sebenarnya menyandangnya. Oleh karena itu kewajiban kita hanya membenarkan bahwa sesungguhnya Allah memiliki para rasul dan para nabi secara umum, kecuali mereka yang berjumlah 25, maka wajib mengetahui mereka secara rinci.” Kemudian Syeh Ahmad Marzuki mulai menyebutkan nama-nama 25 rasul itu secara urut dalam 4 (empat) bait berikutnya. Ia berkata;
هُمْ آدَمُ إِدْرِيْسُ نـُوْحٌ هُوْدُ مَعْ صَالِحْ وَاِبـْرَاهِيْمُ كُلٌّ مُتَّبَعْ
لُوْطٌ وَاِسمَْاعِيْلُ اِسْحَقُ كَذَا يـَعْقُوْبُ يـُوْسُفُ وَأَيـُّوْبُ احْتَذَى
شُعَيْبُ هَرُوْنُ وَمُوْسَى وَالْيَسَعْ ذُو اْلكِفْلِ دَاوُدُ سَلَيْمَانُ اتـَّبَعْ
إِلْيَاسُ يـُوْنُسُ زَكَرِيَّا يحَْيىَ عِيْسَى وَطَهَ خَاتمٌِ دَعْ غَيَ
NAZHAM KEENAM BELAS, KETUJUH BELAS, KEDELAPAN BELAS, DAN KESEMBILAN BELAS
[16] Mereka adalah Adam, Idris, Nuh, Hud, * Sholih, Ibrahim, yang Allah telah mewajibkan umat untuk mengikuti perintah mereka.
[17] Lut, Ismail, Ishak, * Yakqub, Yusuf, Ayyub yang mengikuti setelah mereka disebutkan.
[18] Syuaib, Harun, Musa, Yasak, * Dzulkifli, Daud, Sulaiman yang mengikuti mereka yang telah disebutkan.
[19] Ilyas, Yunus, Zakaria, Yahya, * Isa, Thoha yang menutup para nabi dan rasul. Janganlah menyimpang dari jalan yang benar! والمرسلين الإمساك عن حصرهم فى عدد لأنه ربما أدى إلى إثبات النبوة أو
Mengetahui 25 Rasul 25 rasul tersebut secara urut adalah;
1. Adam. Ia adalah Abu al-basyar atau ayah manusia.
2. Idris. Ia masih hidup di langit keempat, atau keenam, atau ketujuh, atau di dalam surga. Ia dimasukkan ke dalam surga setelah ia mencicipi kematian. Kemudian ia masih hidup dan belum keluar dari surga. Ia adalah kakek ayah Nuh.
3. Nuh. Ia adalah rasul yang telah diselamatkan oleh Allah dari tercerai berai karena banjir bandang.
4. Hud. Ia adalah rasul yang telah diselamatkan oleh Allah dari angin yang suara tiupannya sangat keras, yang telah menghancur luluh lantahkan kaum Ad.
5. Sholih. Ia adalah rasul yang telah diselamatkan oleh Allah dari teriakan Jibril yang telah menghancur luluh lantahkan kaum Tsamud.
6. Ibrahim bin Tarikh. Ia adalah rasul yang telah diselamatkan oleh Allah dari api Raja Namrud.
7. Luth. Ia adalah rasul yang telah diselamatkan oleh Allah dari tiupan angin yang melemparkan batu-batu menimpa orang-orang kafir.
8. Ismail bin Ibrahim. Ia adalah anak Ibrahim yang dari Hajar.
9. Ishak bin Ibrahim. Ia adalah anak Ibrahim yang dari Sarah.
10. Yakqub bin Ishak.
11. Yusuf bin Yakqub.
12. Ayub bin Amwash bin Ruah bin Rum bin Aish bin Ishak ‘alaihi as- salaam.
13. Syuaib, Sang Khatibul Anbiyak.
14. Harun bin Imran.
15. Musa bin Imran. Jadi Musa dan Harun adalah saudara kandung. Ibu mereka bernama Yuhanaz.
16. Yasak bin Aqthuub bin Ajuuz.
17. Dzulkifli.
18. Daud bin Isya.
19. Sulaiman bin Daud.
20. Ilyas bin Akhi Musa.
21. Yunus bin Mata. Ia adalah rasul yang diselamatkan oleh Allah dari kesedihan.
22. Zakaria bin Idzan.
23. Yahya bin Zakaria. Ia adalah pemimpin orang-orang yang mati syahid kelak di Hari Kiamat dan penuntun mereka menuju ke surga. Ia juga rasul yang akan menyembelih kematian kelak di Hari Kiamat. Nanti ia akan menidur miringkan kematian. Kemudian ia menyembelihnya dengan tangan sedangkan orang- orang saat itu melihatnya menyembelih. Adapun ia diberi keistemawaan menyembelih kematian, bukan nabi yang lain, karena nama kata turunan dari kata yahya (hayaat) adalah kebalikan dari kata maut.
24. Isa bin Maryam. Ia adalah rasul yang Allah ciptakan tanpa seorang bapak.
25. Nabi kita, Muhammad, shollallahu ‘alaihi wa sallama. Muhammad adalah yang dimaksud dengan kata ‘طھ ‘yang disebutkan oleh Syeh Ahmad Marzuki dalam nazham karena ‘طھ ‘adalah termasuk salah satu dari nama- nama Nabi kita, Muhammad, shollallahu ‘alaihi wa sallama.
Ada yang mengatakan, arti dari ‘طھ ‘adalah bulan purnama karena huruf thoo berbanding angka 9, dan huruf haa berbanding angka 5 sehingga jumlahnya adalah 14. Sedangkan bulan purnama terjadi pada malam ke 14. Ada yang mengatakan bahwa arti ‘طھ ‘adalah obat dari segala penyakit. Diriwayatkan dari Ja’far Shodiq bahwa arti ‘طھ ‘adalah beruntung sekali orang yang mendapatkan petunjuk. Ada yang mengatakan bahwa artinya adalah orang yang mengharap-harapkan syafaat untuk umat.
Perkataan Syeh Ahmad Marzuki ‘متبع كل ‘berarti bahwa Allah telah mewajibkan umat mengikuti masing-masing dari 25 rasul dalam perintah dan larangan dan mewajibkan setiap mukallaf untuk meyakini bahwa mereka memiliki sifat kenabian dan kerasulan. Dengan demikian perkataannya ‘متبع كل ‘adalah pelengkap bait. Perkataannya ‘احتذى ‘dengan huruf haa yang tidak bertitik dan dzal yang bertitik berarti bahwa Ayub mengikuti rasul-rasul yang telah disebutkan sebelumnya. Dengan demikian perkataannya ‘احتذى ‘adalah pelengkap bait. Begitu juga perkataannya ‘اتبع ‘adalah pelengkap bait. Perkataan Syeh Ahmad Marzuki ‘الیسع ‘adalah dengan huruf alif dan laam yang keduanya merupakan huruf tambahan.
Perkataan Syeh Ahmad Marzuki ‘خاتم ‘adalah dengan fathah atau kasroh huruf taa. Yang lebih masyhur adalah dengan mengkasrohnya. Adapun ‘خاتم ‘yang berarti dzat permata cincin maka hanya dengan bentuk fathah pada huruf taa, bukan kasroh. Perkataannya yang’ اترك میلا عن الحق’ berarti’ دع غیا’ berarti tinggalkanlah penyimpangan kebenaran. Oleh karena itu janganlah menyimpang dari jalan yang benar. Perkataan tersebut merupakan pelengkap bait. Maksud perkataan Syeh Ahmad Marzuki ‘خاتم وطھ ‘adalah bahwa pemimpin kita, Muhammad, shollallahu ‘alaihi wa sallama adalah penutup para nabi dan rasul sehingga tidak ada nabi lagi setelahnya selamanya. Adapun syariatnya akan tetap lestari sampai datang Hari Kiamat. Syariat beliau adalah syariat yang menyalin syariat rasul lain sedangkan syariat beliau tidak disalin oleh syariat rasul lain karena sabda beliau, “Umat ini akan tetap lestari menetapi agama Islam yang benar dan orang-orang setelah mereka akan tetap mengikuti agama ini sampai Hari Kiamat datang.” Pernyataan di atas tidak dipermasalahkan dengan turunnya Nabi Isa alaihi as-salam di akhir zaman karena ia turun ke bumi sebagai hakim yang menggunakan syariat Nabi kita, Muhammad, dan sebagai utusan yang mengikuti syariat Muhammad, sehingga tidak menafikan kalau ia ketika turun, kemudian menghukumi terbebasnya pajak dari kaum ahli kitab. Dan tidaklah diterima dari mereka kecuali Islam atau mati karena Nabi Muhammad telah memberitahukan bahwa pajak akan dipotong dari mereka sampai turunnya Isa. Adapun Isa menghukumi kebebasan pajak dari mereka adalah dengan menggunakan hukum syariat Nabi Muhammad.
Wallahu A’lam Bishowab