Budidaya Santri
Terbit 23 April 2021 | Oleh : Admin | Kategori : Giat Santri
Jika kita lihat sekilas, perbuatan menata sandal ini terlihat sepele. Namun siapa sangka perbuatan menata sandal justru telah menjadi sebuah perebutan yang selalu dilakukan 2 Ulama besar Indonesia, Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari dan KH. Ahmad Dahlan saat beliau berdua nyantri dengan Kiai Sholeh Darat Semarang. Dahulu beliau berdua bersaing untuk siapa cepat dia dapat menata sandal Kiai Sholeh Darat.
Budaya menata sandal ini sebenarnya sudah ada sejak zaman Rasulullah. Dikisahkan ada seorang anak yang selalu berangkat ke masjid sebelum Rasulullah datang. Ia yang selalu menata sandal Rasulullah dan membaliknya pada posisi yang siap pakai saat Rasulullah keluar dari masjid nantinya. Suatu ketika Rasul sengaja bersembunyi untuk mengetahui siapa yang telah menatakan sandalnya. Dan ketika melihat anak tersebut, Rosulullah mendoakannya agar kelak menjadi ahli Fiqh.
Perbuatan menata sandal ini menjadi budaya di kalangan pesantren. Dimanapun santri melihat Kiai melepas sandalnya, santri berlomba-lomba menatakan dan membalik posisi sandal kiai agar siap pakai. Tak hanya sandal kiai, budaya menata sandal ini juga dilakukan terhadap sandal para santri sendiri juga.
Mengapa menata sandal menjadi budaya di kalangan pesantren?
Di pesantren para santri diajari cara memuliakan ilmu, dan salah satu dari berbagai caranya adalah dengan memuliakan ahli ilmu. Ngalap berkah dengan menatakan sandal kiai menjadi satu dari banyak cara untuk memuliakan ahli ilmu. Sehingga, tak heran jika santri berlomba-lomba merapikan, dan menata sandal kiai.
Menata sandal juga suatu tindakan yang mengindahkan pemandangan, serta merapikan lingkungan. Karena jumlah santri yang tak sedikit, ketika sandal tertata dengan rapi ini akan menjadi nilai keindahan di lingkungan pesantren. Semoga kita senantiasa mendapatkan barokah dari hal baik sekecil apapun yang kita lakukan. Amin allahumma amin