SEKILAS INFO
  • 2 tahun yang lalu / Penerimaan Peserta Didik Baru
  • 3 tahun yang lalu / Selamat Datang di Website Resmi Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan
WAKTU :

Menghormati Ilmu dan Ahli Ilmu #2

Terbit 15 April 2021 | Oleh : Admin | Kategori : Akhlak
Menghormati Ilmu dan Ahli Ilmu #2

Rangkuman Ta’lim Muta’alim
14 April 2021
Hal 17
Oleh DR. KH. Fadlolan Musyaffa’, Lc., MA.

Lanjutan dari Bab “Memuliakan ilmu dan ahli ilmu”.
Seorang murid hendaknya selalu meminta keridhaan gurunya dan menjauhi kemurkaannya, serta melaksanakan perintah-perintahnya, kecuali perintah untuk maksiat kepada Allah SWT. Dan termasuk memuliakan guru adalah menghormati dan memuliakan anak – anaknya, keluarganya, serta orang-orang yang ada hubungannya dengan guru.

Menghormati putra atau putri dari guru merupakan salah satu adab bagi seorang murid, seperti halnya diceritakan oleh Syeikh Imam Burhanuddin: Ada seorang alim pimpinan dari para ulama yang sedang mengikuti halaqoh ilmu, tiba-tiba ia berdiri, kemudian duduk dan berdiri begitu seterusnya. Kemudian ia pun ditanyai perihal yang dilakukannya. Ia pun menjawab hal itu dilakukannya sebab menghormati putra dari sang guru yang ia lihat sedang asyik bermain bersama teman-nya di tepi jalan didekat majelis halaqohnya. Perilaku tersebut termasuk salah satu etika seorang pelajar terhadap anak sang guru, yang mana dilakukannya semata-mata menghormat gutunta. Hal itu dilakukan untuk menunjang hasil keberkahan dan mannfaat ilmu dan kesuksesan dalam belajarnya.

Seorang Qadhi (hakim yang membuat keputusan berdasarkan syariat Islam). Imam Fakharuddin Al – Arsabandi, pimpinan para imam di negara Marwa, beliau sangat dihormati dan dimuliakan oleh Sultan/raja. Seorang raja tersebut ditanya, mengapa anda sangat menghomat ulama? Beliau menjawab bahwa:” Aku memperoleh derajat (kedudukan raja) ini, dikarenakan aku berkhidmat kepada guruku (Imam Abu Yazid). Aku melayani dan memasakkan makanan untuk guruku, sedangkan aku tidak ikut memakan makanan tersebut.”
Hal tersebut semata-mata dilakukan hanya untuk memuliakan seorang guru.

Sebagai seorang murid tidak boleh membuat sakit hati gurunya, karena jika seorang guru merasa sakit hati karenanya, maka ia tidak akan memperoleh keberkahan ilmu dan ilmunya tidak akan bermanfaat kecuali sedikit.

Wallahu A’lam bi Showab

SebelumnyaKantin dan Dapur PPFF SesudahnyaPenjelasan Bait ke-2 dari Kitab Nur Azh-Zhalam (Syarh Aqidatul Awam)

Berita Lainnya

0 Komentar

Lainnya